KETIK, SURABAYA – Warga kota pekan ini perlu waspada. Bedasarkan pantauan BMKG (Badan Meteorologi Kimatologi Geofisika) Tanjung Perak Surabaya, menjelang musim kemarau ini tercatat suhu di Surabaya pada siang hari suhu bisa mencapai 34 derajat Celsius dan malam hari turun drastis tercatat 23 derajat Celsius.
Untuk mengantisipasi udara panas tersebut warga disarankan menjaga kesehatan agar tubuh tetap prima. Salah satunya adalah minum air putih lebih banyak. Paling tidak sehari 1,5 --2,5 liter. Selain itu, hindari terik panas matahari pada siang hari.
Berdasarkan cacatan BMKG (23/05/23) musim kemarau diperkirakan sampai pertengahan November. Sedangkan puncak kemarau terjadi Agustus.
Menurut Ady Hermanto, kepala Kelompok Unit Forescaster BMKG Tanjung Perak, meski memasuki puncak kemarau suhu udara di Surabaya masih tetap normal. Yaitu 33-34 derajat Celsius.
Ary menjelaskan, meski suhu udara tergolong normal, terjadi perbedaan suhu yang signfikan. Ini terbukti dua hari yang lalu pada siang hari tercatat 34 derajat Celsius dan malam hari turun signifikan hanya 23 derajat Celsius.
"Perbedaan suhu malam hari tersebut di bawah normal," katanya.
Penurunan suhu pada malam hari, kata Ary disebabkan karena bumi melepaskan energi panasnya pada siang hari diterima dari paparan matahari. Pada musim kemarau keberadaan awan tidak cukup banyak sehingga panas tadi cepat terlepas ke atmosfer.
Saat malam hari permukaan bumi dingin dan mengalami penurunan suhu. "Faktor ini juga dipengaruhi dari angin Monson Australia yang bersifat kering dan dingin," kata Ari yang dihubungi Ketik.co.id, Senin sore kemarin di kantornya.
Ketika memasuki musim kemarau pemerintah kota Surabaya sudah mengantisipasi, misalnya menyirami tanaman kota yang menjadi kebanggaan warga metropolis. Dinas lingkungan hidup memperhatian semua tanaman yang ada di Jalan Raya Darmo , mulai pagi sudah disiram.
Mobil tangki yang berisi air setiap pagi juga kelihatan menyiram tanaman di sepanjang Jalan Mayjen Sungkono. Penyiraman dimulai dari sebelah timur hingga ke barat .
Yusuf, salah seorang karyawan DLH Surabaya yang ditemui Ketik,co.id mengatakan, setiap hari tanaman di sepanjang Jalan Mayjen Sungkono disiram. "Air untuk mengisi tangki diambil dari sumur milik Pemkot Surabaya," katanya.
Suhu panas siang hari ini juga dirasakan sebagian warga yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo, sebelah utara. Dr. Erna S Bayu DCL, DMin, salah satu warga yang tinggal di daerah Juanda mengatakan, beberapa hari suhu memang cukup panas.
Dia menjelaskan, untuk mengatasi cuaca panas yang berlebihan tidak boleh mengalami dehidrasi. Caranya harus minum air putih kurang lebih 2.5 liter per hari, menggunakan baju yang tipis dan menyerap keringat. "Perlu makan buah-buahan segar dan suplemen vitamin C," kata Erna, yang menjabat wakil ketua StikesFaathir Husada, Tangerang. (*)