KETIK, JAKARTA – Keberadaan pendidikan yang setara bagi semua orang merupakan hal yang penting dalam mendukung kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang mana sangat berpengaruh eksistensi suatu negara.
Berbicara mengenai pendidikan tentu tidak bisa dilepaskan dari kurikulum. Kurikulum merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan yang memberikan arah dan pedoman dalam proses pendidikan.
Kurikulum merupakan rencana dan pengaturan yang berisi tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Selama 79 kemerdekaan, Indonesia sudah berganti sebanyak 11 kali kurikulum pendidikan.
"Perubahan kurikulum pendidikan ini adalah suatu keniscayaan sebenarnya. Karena perubahan zaman, kebutuhan dan tuntutan," jelas Mustofa, Ph.D selaku Dosen S2 Pendidikan Dasar Unusa, Senin 25 November 2024.
"Sehingga untuk mengakomodir itu semua pendidikan harus menyesuaikan. Dari situlah terjadi perubahan kurikulum," imbuhnya.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah 11 kurikulum yang mewarnai perjalanan panjang pergantian kurikulum pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan sampai hingga saat ini.
1. Rentjana Pelajaran 1947
Kurikulum ini merupakan yang pertama kali diterapkan setelah Indonesia merdeka. Pada awalnya kurikulum ini masih memakai istilah Belanda "Leerplan" artinya rencana pelajaran.
Rentjana Pelajaran 1947 ini lebih fokus kepada pembentukan karakter yang merdeka dan berdaulat dalam rangka upaya menyejajarkan bangsa Indonesia dengan bangsa lain di dunia.
2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Sebagai upaya penyempurnaan kurikulum Rentjana Pelajaran 1947, pemerintah membuat Rentjana Pelajaran Terurai 1952 yang mengusung konsep tematik sebagai ciri khasnya. Kurikulum ini masih relatif sama dengan kurikulum sebelumnya. Akan tetapi lebih merinci pada setiap mata pelajarannya seperti namanya "Rentjana Pelajaran Terurai".
Yang menjadi ciri khas dari kurikulum ini adalah bagaimana mengajarkan para siswa mengenai pentingnya cara hidup yang baik dalam bermasyarakat.
3. Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964
Pada tahun 1964, Kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan dengan fokus pada pembelajaran aktif, kreatif, dan produktif. Kurikulum ini lebih menitikberatkan pada pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan, dan jasmani yang disebut sebagai Pancawardhana.
Hal ini ditujukan agar masyarakat mendapatkan pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Usai runtuhnya masa orde lama, kemudian muncul lah masa orde baru. Pada masa pemerintahan ini kurikulum 1964 diganti karena dianggap sebagai bentuk produk dari orde lama. Oleh sebab itu kemudian dibuatlah kurikulum 1968.
Kurikulum ini bertujuan membentuk warga pendidikan memiliki akar pancasila yang kuat. Kurikulum ini pun saat itu juga menekankan pentingnya sehat jasmani. dalam kurikulum ini materi pelajaran tidak mengaitkannya dengan permasalahan faktual di lapangan. Kurikulum ini menjadi embrio lahirnya sistem penjurusan di jenjang kelas 2 tingkatan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA).
5. Kurikulum 1975
Seiring dengan arah pembangunan nasional pada kurun waktu tahun tujuh puluhan, arah pendidikan pun mengalami perubahan dengan dibuatnya Kurikulum 1975. Dalam kurikulum ini dikenal istilah PPSI yakni Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional yang merupakan perwujudan dari metode, materi, dan tujuan pengajaran.
Sistem penilaian dalam Kurikulum 1975 dilakukan setiap akhir pelajaran atau akhir satuan pembelajaran. Inilah yang membedakan kurikulum ini dengan tahun sebelumnya.
6. Kurikulum 1984
Pemerintah kembali menyempurnakan kurikulum dan melahirkan Kurikulum 1984 atau disebut Kurikulum 1975 yang Disempurnakan. Kurikulum ini lebih menitikberatkan pada upaya menjadikan para siswa lebih aktif belajar. Maka itu dikenal istilah CBSA yakni Cara Belajar Siswa Aktif dalam kurikulum ini.
Di antara pelajaran tambahna pada kurikulum yang membagi mata pelajaran siswa menjadi program inti dan program pilihan sesuai minat dan bakat pada SMA ini yakni Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).
7. Kurikulum 1994
Kurikulum ini dibuat dengan memodifikasi dan memadukan kurikulum yang telah ada sebelumnya. Modifikasi yang dilakukan pada kurikulum ini adalah sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke caturwulan.
Dalam kurikulum ini terdapat perubahan istilah seperti SMP diubah menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), SMA menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum). Penambahan program penjurusan dilakukan dalam tiga bidang yakni jurusan IPA, IPS, dan bahasa. Pengurangan mata pelajaran juga dilakukan yakni bidang studi PSPB yang sebelumnya muncul di kurikulum 1984.
8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Setelah masuk era reformasi pada tahun 1998, baru di tahun 2004 Indonesia kembali menghadirkan kurikulum baru. Kurikulum 2004 itu diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Sesuai dengan namanya KBK adalah suatu konsep pendekatan, strategi kurikulum yang menekankan pada penguasaan berbagai kompetensi tertentu. Peserta didik tidak hanya menguasai pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga keterampilan, sikap, minat, motivasi dan nilai-nilai agar dapat melakukan sesuatu dengan penuh tanggung jawab.
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Kurikulum ini sering disebut sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya dan dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Walaupun kurikulum ini memiliki kesamaan dengan KBK 2004, pemerintah hanya menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Dalam kurikulum ini pemerintah telah menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang kemudian dikembangkan oleh pendidik melalui silabus berdasarkan karakteristik daerah dan lingkungan masing-masing.
10. Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 atau yang kerap disingkat Kurtilas, sangat menyoroti aspek kognitif, afektif dan psikomotorik pada siswa. Kurikulum ini juga disebut menekankan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter.
Pada kurikulum 2013, siswa dituntut untuk memahami materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi. Kurikulum ini juga menghadirkan pendekatan yang mengintegrasi seluruh mata pelajaran dalam bentuk tema dengan maksud materi ajar tidak hanya berdasarkan mata pelajaran tertentu.
11. Kurikulum Merdeka 2022
Kurikulum Merdeka adalah kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Kurikulum ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 11 Februari 2022.
Kurikulum Merdeka Belajar hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan kurikulum yang lebih fleksibel, terutama setelah pandemi Covid-19 yang mengubah dinamika pendidikan secara signifikan.(*)