KETIK, SURABAYA – Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya telah melakukan berbagai antisipasi menjelang Hari Raya Idul Adha. Perusahaan milik Pemerintah Kota Surabaya itu tengah memantau ternak yang diindikasikan terjangkit terkena penyakit mulut kuku (PMK).
Bentuk antisipasi meliputi tidak menerima sapi dari daerah yang pernah terjangkit virus PMK. RPH juga akan melakukan seleksi di setiap hewan ternak yang hendak dijadikan korban.
Direktur Utama RPH Surabaya, Fajar A. Isnugroho kepada awak media mengatakan kebijakan ini sebagai filter agar sapi yang terjangkit PMK tidak masuk Surabaya. Filter yang dimaksud adalah memasang papan bertuliskan Mitra RPH Surabaya.
“Papan itu kami pasang di sapi yang sudah tersertifikasi dan siap jual. Langkah ini untuk memudahkan masyarakat memilih sapi, sekaligus upaya kami menjaga kualitas maupun kehalalan daging,” kata Fajar.
Dalam keterangannya, RPH Surabaya juga ikut menjual hewan kurban serta jasa penyembelihan. Fajar memstikan bahwa daging sapi yang diambil dari RPH Kota Surabaya harganya stabil.
“Kami juga menyediakan stok daging segar beku sebanyak 8-10 ton. Ketersediaan ini untuk mengantisipasi kenaikan harga daging sapi menjelang Idul Adha,” Fajar menambahkan.
Mantan jurnalis itu memperkirakan penjualan sapi kurban bisa naik 10 persen dibanding dengan tahun 2022 yang terjual 145 ekor.
Masalah PMK juga mendapat perhatian dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, yang berharap sapi yang hendak dijadikan kurban tidak terjangkit virus PMK.
DKPP Kota Surabaya akan menyebar 30 petugas di setiap kecamatan untuk melihat kondisi kesehatan hewan. Menurut Kabit Peternakan DKPP Surabaya, drh Sunarmo, pengecekan ini akan melibatkan para akademisi.
Sejumlah pengurus masjid sudah mulai terjun ke lapangan untuk memburu sapi. Beberapa kota telah dikunjungi yang salah satunya adalah Madura. Sebab sapi dari Pulau Garam ini kualitasnya baik.
Dr. Aeri Rachmad, MT panitia kurban Masjid Al Muhajirin, Manukan Mulyo mengatakan bahwa pekan lalu panitia kurban melakukan survei ke salah desa di Sampang untuk mencari sapi.
Menurut Aeri, kurban patungan sapi tahun ini ditentukan satu orang Rp 2.500.000. Harga ini sudah termasuk kebutuhan panitia lainnya.
“Panitia mematok harga Rp 2,5 juta bukan berarti murahan. Tapi sapi yang akan disembelih kualitas kesehatan sapi dalam kondisi baik,” katanya.
Dia mengatakan, kurban di Masjid Al Muhajirin tahun lalu tercatat 16 ekor dan 10 kambing. Diharapkan kurban pada Idul Adha than ini bisa meningkat dibandingkan tahun lalu. (*)