KETIK, JAKARTA – Ada peribahasa Jawa mengatakan desa mawa cara kutha mawa tata artinya desa punya cara lain dengan kota. Hal ini ternyata berlaku untuk menu makanan khususnya hidangan pada Lebaran Idul Fitri.
Pada saat merayakan idul Fiti di Surabaya biasanya hidangan yang disajikan adalah ketupat kare ayam, opor ayam. Sedangkan makanan ringan setelah makanan berat ini adalah nester, kacang mente, kacang tanah goreng. Ada lagi satu adalah emping melinjo.
Di kota Malang lain lagi. Pada saat Lebaran punya masakan khas. Namanya orem-orem. Makakan jenis ini sudah dikenal turun-temurun dan dijadikan sajian makanan pada saat merayakan Idul Fitri. Meski tidak Lebaran Idul Fitri, orem-orem bisa dijumpai di warung kawasan Klojen kota Malang.
Menu masakan orem-orem bahannya cukup sederhana. Tempe dipotong kecil-kecil, kemudian dimasak dengan santan agar rasanya lebih sedap. Dalam proses membuat masakan jenis ini masih perlu ditambah kecap secukupnya.
Setelah siap dipindah ke mangkok, bisa dimakan dengan ketupat. Bahkan lebih nikmat dan lezat bila ditambah dengan kare ayam atau opor ayam. Ada lagi yang ditambah tempe goreng dan emping melinjo.
Ada dua jenis tempe yang digunakan untuk memasak orem-orem. Pertama tempe yang biasa dimakan sehari hari. Ada juga yang memakai tempe yang setengah bosok. Meskipun menggunakan tempe yang kedua ini tidak akan mengurangi rasa enak. Lebih lezat lagi bila orem-orem diberi taburan bawang goreng secukupnya dan sedikit jeruk nipis dan sambal ulek.
Karena masakan orem-orem ini terkenal anak-anak muda di Malang menyebutnya orem-orem Arema, Harga orem-orem satu porsi hanya Rp 10.000, sudah termasuk satu gelas teh hangat. Bila ditambah lauk, misalnya telur goreng satu porsi sekitar Rp 13.000. (*)