KETIK, SAMPANG – Gedung Madrasah Nahdlatul Waton di Dusun Seddang, Desa Planggaran Barat, Banyuates, Sampang nyaris roboh. Hal itu dikarenakan tanah yng ditempati bangunan itu ambles. Ketua BPBD Sampang Asroni mengatakan tanah ambles tersebut bersamaan dengan banjir yang melanda wilayah setempat. Saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan. "Tim kami sudah datang ke lokasi, mengumpulkan data dan menanyakan kepada pengurus madrasah tentang masalah tersebut," kata Asroni, kemarin.
Awalnya tanah yang ambles hanya satu meter. Namun tak lamakemudian meluas menjadi tiga meter. Saat ini, gedung sekolah dengan 12 ruangan yang terdiri atas dua lantai itu miring. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan.
"Hasil pengumpulan data dari tim menyebutkan, bahwa tanah yang ditempati bangunan madrasah tersebut tergolong tanah bergerak," ungkapnya. Pergerakan tanah masih terjadi dan apabila hujan, karena itulah madrasah tersebut berpotensi roboh.
"Karena itu, tim BPBD Sampang menyarankan sebaiknya madrasah tersebut tidak ditempati alias dikosongkan," katanya. Pihaknya juga meminta kepada guru dan kepala sekolah serta pengurus Yayasan Attadamunul Islam yang menaungi Madrasah Nahdlatul Waton memasang tali sebagai tanda agar murid dan warga tak mendekati. gedung Madrasah Nahdlatul Waton Sampang yang nyaris roboh..
"Hasil asesmen yang dilakukan tim BPBD Sampang ini, akan segera kami sampaikan kepada bupati dan Kantor Kemenag Sampang sebagai institusi yang menangani lembaga pendidikan keagamaan," jelasnya.
. "Sekarang, semua kegiatan belajar mengajar di gedung madrasah tersebut dihentikan karena kondisi gedung nyaris roboh," katanya menjelaskan. Kegiatan belajar mengajar diniyah digelar di musala dan rumah pengasuh pesantren, sedangkan untuk SMP memang belum masuk karena masih libur.
Menurut Camat Banyuates Fajar Sidiq, bencana tanah ambles sebagaimana terjadi itu merupakan salah satu jenis bencana yang terjadi pada pergantian tahun baru 2023. Jenis bencana lain yang juga terjadi di Kecamatan Banyuates adalah banjir, angin kencang, dan abrasi pantai. "Kami juga berkoordinasi dengan Polsek Banyuates agar memasang garis polisi di sekitar lokasi, untuk menghindari kejadian susulan, semisal gedung ambruk atau roboh karena saat ini kondisi gedung sudah miring," kata Sidiq
Surabaya juga Terjadi Tanah Ambles
Tanah yang ambles juga pernah terjadi di Surabaya. Kejadian tanah ambles tersebut terjadi di tengah kota. Tepatnya di Jalan Raya Gubeng. Lokasinya dekat Rumah Sakit Siloam yang dulu benama RS Budi Mulia.
Tanah yang ambles tersebut cukup dalam sekitar 2 meter. Kejadiannya pada malam hari setelah Maghrib. Dalam kerjadian itu tidak sampai menimbulkan korban . Seperti dikatahui Jalan Raya Gubemg satu arah dari Jalan Ngagel ke utara sampai Jalan Gubeng pojok. Saat kejadian jalan protokol tengah kota masihi lenggang.
Walikota Surabaya Tri Risamahariini (kini Mensos) langsung bergegas ke lokasi kejadian. Malam hari itu juga dikerahkan alat berat untuk menutup jalan yang ambles tersebut. Lalu lintas malam itu juga dialihkan ke jalan aternatif.
Kejadian tanah ambles ini juga berdampak, beberapa halaman bangunan rumah sebelah kanan juga longsor. Namun tidak sampai menggangu aktivitas rumah dan perkantor di situ.
Pada saat kejadian tanah ambles sempat menjadi kontroversi. Ada yang mengatakan akibat getaran pemasangan pondasi. Dekat tanah ambles tersebut ada pemasangan tiap pancang untuk membangun gedung. Ada juga yang mengatakan, kemungkinan ambles karena daerah tersebut tidak jauh dari Jalan Raya Gubeng ada sungai Mas (Kali Surabaya).
Dalam waktu yang singkat Jalan Raya Gubeng normal kemabli. Sampai sekarang bekas tanah ambles tersebut tidak ada masalah. {x}.