KETIK, JAKARTA – Hari ini, Rabu (15/2/2023) Komisi VIII DPR dan Menag RI melanjutkan pembahasan besaran biaya perjalanan ibadah haji 2023.
Beberapa biaya yang dianggap tinggi sudah mendapat perhatian agar tidak memberatkan calon jemaah haji. Di antaranya pembahasan biaya perjalanan haji tersebut termasuk ongkos pesawat
Berdasarkan pantauan Ketik.co.d diperoleh informasi bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) kembali menurunkan usulan biaya penerbangan ibadah haji tahun ini dari Rp 33,4 juta menjadi Rp 32.743.992 juta per pesawat.
Angka itu merupakan penurunan secara bertahap dari usulan Kementerian Agama (Kemenag) yang sebesar Rp 33,97 juta. Adapun total biaya ini dengan asumsi kurs rupiah terhadap dollar AS adalah Rp 15.150.
"Kami memang tadi malam sudah menurunkan Rp 212.900-an sehingga harga kami menjadi Rp 32,7 juta," ungkap Direktur utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VIII DPR RI, Selasa (14/2/2023).
Ia pun meminta semua pihak bisa maklum dengan angka tersebut. Sebab, ada tiga isu besar yang Garuda hadapi soal harga pesawat ini.
Pertama, harga avtur hari ini di kisaran 97 cen per liter. Garuda pun mengambil posisi 93 cen per liter karena memang asumsi yang kita pakai pakai adalah ada kemungkinan penurunan dari sisi avtur.
"Jadi asumsi yang kami pakai pertama adalah 93 cen per liter, jauh di bawah harga hari ini 97 cen," kata Irfan.
Kedua, harga pesawat yang disepakati tadi sesuai dengan kesepakatan Kemenag dan BPKH yang menggunakan asumsi kurs Rp15.150 per dolar AS.
Ketiga, Garuda menggunakan harga sewa pesawat sama dengan 2019 dengan asumsi kondisi normal.
"Jadi mohon pengertian, kami memang akan hanya mengambil 2,5 persen margin, ada risiko di kami, tapi kami akan coba manage secara maksimal mengenai avtur, harga sewa pesawat, maupun exchange rate, sehingga bila diminta turun lagi, sudah Rp 212.900, angka mana lagi Pak," ujar Irfan kepada para Fraksi di Komisi VIII DPR RI.
Garuda sebelumnya mengusulkan biaya penerbangan ibadah haji tahun ini Rp 33,4 juta per pesawat.
Secara rinci usulan itu meliputi biaya langsung dan tidak langsung. Untuk biaya langsung terdapat harga BBM atau avtur sebesar Rp 13,1, aircraft lease Rp12 juta, persiapan teknis operasi pesawat Rp 812 ribu, liability insurance Rp 7 ribu, extended operating hours Rp77 ribu.
Kemudian parking fee sebesar Rp 290 ribu, landing fee Rp 494 ribu, over flying Rp 251 ribu, route charge Rp 479 ribu, ground handling Rp 547 ribu, catering penerbangan Rp 464 ribu, biaya crew expense Rp 401 ribu, hotac crew Rp 183 ribu, dan transportasi penumpang darat Rp 141 ribu. Biaya langsung ini jika ditotal Rp 29,3 juta.
Sementara, untuk biaya tidak langsung yang tercantum dalam biiaya penyelenggaraan ibadah haji (Bipih) meliputi ground staff salary Rp 106 ribu, duty trip and hotac Rp 222 ribu, crew recruitment training Rp 62 ribu, dan insurance pax Rp 19 ribu.
Lebih lanjut, terdapat remote terminal and system facility (di Arab Saudi) Rp 227 ribu, pilgrim service Rp 1,1 juta, dan baggage handling service Rp 227 ribu. Secara akumulatif, biaya tidak langsung mencapai Rp 2,09 juta.
Untuk keuntungan yang diambil Garuda, mereka mematok 2,5 persen dari keseluruhan biaya. Artinya, keuntungan itu hanya Rp 815 ribu. (*)