KETIK, SURABAYA – Mendekati berakhirnya Ramadan timbul perasaan yang lega. Namun sebaliknya ditinggal Ramadan ada yang merasa sedih. Mereka berdoa agar bisa bertemu dengan Ramadan tahun depan.
Bulan Ramadan memang salah satu bulan terbaik. Karena selama menjalakan ibadah Allah SWT menjanjikan pahala yang berkali kali lipat dibandingkan bulan biasa. Hal ini khusus bagi mereka yang menjalani puasa sungguh-sungguh.
Usai Ramadan berakhir, tibalah bulan Syawal. Idul Fitri, 1 Syawal merupakan hari bahagia bagi umat muslim. Sebagai tradisi silaturami pun dilaksanakan. Di saat silahturami ini tak lupa salah satu hidangan yang disajikan adalah ketupat Lebaran.
Menu khas sajian makanan pada Idul Fitri adalah ketupat. Makan ketupat ternyata masih didomintasi masyarakat yang bermukim di pulau Jawa.
Hidangan ketupat tersebut biasanya disajikan saat bersilahturami. Ada juga keluarga sarapan ketupat saat akan menunaikan salat Idul Fitri. Sebab makan pagi sebelum barangkat mengikuti salat Id, disunahkan.
Bisa makan ketupat atau makan ringan yang lain. Dilihat dari segi kesehatan makan pagi memang diajurkan agar badan kita tetap fit. Apalagi bagi yang ikut salat Id di lapangan.
Yuk kita serbu ketupat di rumah bersama keluarga. Ketupat memang punya rasa khas dibanding dengan lontong dan sejenisnya. Ketupat dikemas atau dibungkus dengan janur. Lebih lezat bila ketupat yang direbus ditambah sedikit santan. Biar rasanya lebih gurih dan mantab.
Makan ketupat lebih mak nyus dicampur dengan opor ayam, gule daging sapi atau soto daging/soto ayam. Ketupat dimakan dengan rendang pun masih enak.
Ketupat yang kita jadikan makanan tradisi pada Idul Fitri ini mempunayi filosofi yang dalam. Berdasakan legenda makan ketupat dipopulerkan ketika Sunan Kalijaga, salah satu walisongo. Waktu itu Sunan Kalijaga siar agama Islam dengan cara yang lain agar masyarakat lebih mudah mendalami agama Islam .
Ketupat dibungkus janur (daun kelapa muda) berasal dari kata bahasa Arab jannur. Artinya datangnya cahaya baru di saat Idul Fitri. Berbentuk segi empat berarti arah mata angin. Sedangkan bungkus terlihat kotak kotak saling silang . Hal ini diartikan orang hidup itu tentu banyak dosa. Karena itulah di saat Idul Fitri kita saling maaf memaafkan. Minal Aizin Wal Faizin (*)
