KETIK, PALEMBANG – Metode pembelajaran ringan dan ringkas dinilai menjadi salah satu acuan guru dalam mendulang pengetahuan yang dapat ditangkap dengan baik oleh siswa.
Hal itulah yang dilakukan oleh salah satu tenaga pendidik di Kota Palembang, Sri Yuliani. Ia kreatif dan mampu mengajak siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 127 Palembang untuk melakukan pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan benda nyata.
Bahasa Inggris diakuinya menjadi salah satu mata pelajaran di Indonesia yang memiliki banyak tantangan tersendiri. Siswa kerap mengalami kesulitan dalam memahami dan mengingat kosakata baru.
“Metode tradisional yang terlalu berfokus pada teori dan hafalan seringkali kurang efektif dalam memotivasi siswa dalam proses belajarnya, sehingga saya akhirnya berinisiatif mengajak siswa saya untuk mengenal kosakata baru dengan menggunakan benda nyata,” katanya kepada Ketik.co.id
Keterlibatan siswa tentu saja menjadi modal besar bagi pendidik terhadap keberhasilannya menyalurkan ilmu pengetahuan, sehingga dia melanjutkan benda nyata mampu memberikan konteks visual dan fisik yang membantu siswa dalam mengingat.
Selain itu, penggunaan benda nyata dapat membuat pembelajaran lebih terasa menyenangkan dan interaktif, yang kemudian membuat motivasi belajar anak meningkat dan peran siswa saat belajar cenderung besar.
“Sebab itulah efektivitas belajar itu juga tergantung pada seberapa besar inovasi dan kreativitas guru, semakin tinggi keterampilan pengajar maka ini akan turun pada siswanya,” tambah dia.
Biasanya Sri menggunakan benda-benda sekitar dalam memperkenalkan kosakata sederhana kepada murid-muridnya, seperti buah apel, pena, buku, tas dan lainnya. Benda-benda inilah yang akan menarik respons siswa, khususnya bagi mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
“Anak-anak itu tingkat penasarannya tinggi, mereka akan memulai satu pertanyaan biasanya dari benda-benda dan aktivitas di sekitarnya. Hal ini tentu menjadi peluang yang baik,” lanjutnya.
Terakhir Sri menilai, dari hasil pelaksanaan pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukannya bersama kedua rekannya, dapat disimpulkan bahwa semua siswa memiliki antusias yang tinggi terhadap metode belajar dengan menggunakan benda nyata seperti ini.
Dorongan yang kuat mampu membuat setiap siswa merasa asik dengan mata pelajaran apapun, termasuk bahasa asing sekalipun.
“Semoga ini bisa menjadi langkah awal bagi kami dan semua guru lainnya untuk terus menciptakan inovasi yang sesuai kebutuhan siswa,” pungkasnya.