KETIK, PONOROGO – Puluhan warga Dukuh Nguncu, Desa Bekiring, Kecamatan Pulung, Ponorogo segera direlokasi. Sebab, rumah mereka yang berada di dukuh tersebut rusak hingga membahayakan untuk ditempati karena terdampak tanah gerak.
Tanah gerak itu sejatinya bukan barang baru karena pernah muncul tujuh tahun lalu dan kembali aktif pada Maret 2023.
Kondisi tersebut mengakibatkan belasan rumah warga rusak berat, rusak sedang dan ringan. Hingga warga memilih mengungsi di tenda tenda darurat yang lebih aman.
Hal itu terungkap saat Bupati Sugiri Sancoko bersama Wabup Lisdyarita meninjau kondisi bencana dan menjenguk warga di pengungsian, sekaligus menyerahkan bantuan logistik, mainan anak-anak, dan buku bacaan anak.
"Menurut teman-teman harus direlokasi, karena panjang retakan dan penurunan tanah hampir 1 meter. Maka tidak ada cara lain, harus relokasi untuk mengamankan, menyelamatkan, dan menyamankan warga,” ungkap Kang Sugiri
Pemkab Ponorogo, kata bupati, mulai mengkaji dan mempertimbangkan beberapa pilihan lahan yang akan dibangun hunian sementara untuk warga Nguncu, Bekiring.
“Kami sedang cari alternatif, di samping tanah kas desa, sudah ada beberapa pandangan, namun belum bisa sampaikan saat ini. Biar clear dulu, diukur, dan dilihat keadaannya layak atau tidak,” ungkapnya.
Bupati memerinci ada 17 kepala keluarga (KK) terdampak tanah gerak yang bakal direlokasi. Dengan rincian 5 rumah rusak ringan, 3 rumah rusak berat, 3 rumah terdampak langsung, dan 6 rumah terancam.
“Ada 14 KK, 36 jiwa terdampak langsung, di bawahnya 9 KK tapi yang agak berbahaya 3 KK. Untuk relokasi jadi ada 17 KK,” terangnya.
Terkait dengan logistik di pengungsian, Kang Bupati memastikan kebutuhan warga terdampak tercukupi.
“Permakanan aman, disuplai teman-teman Dinsos. Tadi pecel lele, dan kita lihat bahan makanan juga banyak, ada beras, lauk, susu, kopi, roti,” tandasnya. (*)