Teater Potlot Sajikan Tontonan Edukatif Bersenandung di Perahu Kajang bagi Warga PALI

Jurnalis: Mita Rosnita
Editor: Muhammad Faizin

14 Desember 2024 20:10 14 Des 2024 20:10

Thumbnail Teater Potlot Sajikan Tontonan Edukatif Bersenandung di Perahu Kajang bagi Warga PALI Watermark Ketik
Foto bersama masyarakat PALI dan Teater Potlot usai gelar nonton bareng video art Bersenandung di Perahu Kajang. (Foto: Dok Teater Potlot)

KETIK, PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR – Guna mendorong pemahaman dan kesadaran anak muda terkait pemeilharan alam di Sumatera Selatan khususnya lahan basah yang mendominasi kawasan Bumi Sriwijaya, Teater Potlot mengajak masyarakat Desa Tempirai Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) untuk menyaksikan video art sastra tutur.

Kegiatan yang dilaksanakan di desa yang dikenal dengan sebutan Kampung Inggris Tempirai ini mengundang kedekatan masyarakat setempat dengan tradisi dan budaya melalui tontonan edukatif.

“Menyaksikan video art sastra tutur dengan tema Bersenandung di Perahu Kajang oleh Teater Potlot ini, kita seperti diajak untuk memahami diri kita sebagai masyarakat lahan basah. Ternyata kita adalah masyarakat yang hidup dan berkembang dalam budaya yang luhur,” ucap Founder Kampung Inggris Tempirai, Abri. 

Pada penayangannya, Teater Potlot menyajikan pelajaran penting mengenai tradisi menangkap ikan dan mengelola ikan yang sudah menjadi aktivitas masyarakat lahan basah Sungai Musi.

Ikan disebut bukan hanya sebagai sumber pangan dan ekonomi, akan tetapi juga menjadi lambang ekpresi kepedulian terhadap lingkungan, seperti sungai, rawa dan hutan.

Di sisi lain, kata Abri, 11 video art yang disajikan Teater Potlot berdasarkan riset dan pengambilan gambar di berbagai wilayah lahan basah Sungai Musi, juga menyodorkan fakta yang menyedihkan yang dialami masyarakat akibat kerusakan lahan basah.

“Ini pembelajaran penting bagi generasi muda, khususnya di Desa Tempirai, untuk terus menjaga dan melestarikan lahan basah, sehingga ke depan masih dapat bertahan hidup dengan baik di tengah perubahaan iklim,” katanya di hadapan ratusan pelajar dan mahasiswa dari Kampung Inggris Temirai dan masyarakat umum.

Sejalan dengan Arbi, dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang sekaligus penulis, Dian Maulina menerangkan dengan hadirnya video art sastra tutur, telah menjadi bukti betapa pentingnya peran perempuan di lahan basah Sungai Musi.

“Perempuan di lahan basah Sungai Musi bukan hanya berperan sebagai ibu, akan tetapi juga tulang punggung ekonomi, penjaga dan pendidik, serta juru bicara lingkungan bagi keluarga dan masyarakatnya.” terang dia.

Hanya sehari melihat dan berinteraksi dengan masyarakat di Desa Tempirai ini, lanjutnya, dia sudah bisa merasakan dan melihat fakta-fakta yang menunjukkan peran mulia perempuan tersebut.

Kegiatan ini juga dihadiri tokoh masyarakat Desa Tempirai, pegiat kebudayaan di PALI seperti Teguh Estro, serta pelaksana pemerintahan di PALI.

“Saya sangat bangga dan terpukau dengan video art yang disajikan Teater Potlot. Saya pikir karya ini memberikan inspiratif bagi kita, khususnya generasi muda, untuk terus menggali berbagai seni dan tradisi, yang disajikan secara kreatif dan inovatif seperti disajikan Teater Potlot,” kata Kabid Kebudayaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PALI, Siska Akhira. (*)

Tombol Google News

Tags:

penukal abab lematang ilir PALI teater potlot perahu kajang video art lahan basah sumsel Sungai Musi