KETIK, MADIUN – Anjloknya harga porang membuat para petani di Madiun mengeluh. Hal itu membuat perwakilan petani porang di Kabupaten Madiun menemui Bupati Ahmad Dawami Ragil Saputro.
Perwakilan petani dari berbagai wilayah di Kabupaten Madiun ditemui bupati di Pendapa Muda Graha untuk berdiskusi sekaligus mencari solusi terbaik atas atas masalah tersebut.
Wisdianto petani porang asal Desa Pajaran, Kecamatan Saradan mengatakan kedatangannya untuk menyampaikan kondisi harga jual porang yang saat ini tidak menentu. Dia berharap harga porang bisa kembali stabil, sehingga petani bisa mendapat keuntungan.
Sejumlah Petani saat menemui Bupati Madiun di Pendopo Muda Graha dan menyampaikan keluhannya trekait anjloknya harga porang. (Foto: Diskominfo Madiun)
“Kami tidak minta harga porang seperti yang dulu. Kami berharap harga porang bisa di angka Rp 5.000 per kilo. Itu petani sudah untung,” ungkap Wisdianto.
Kendati harga porang anjlok, Wisdianto menyampaikan saat ini masih banyak petani di desanya yang menanam porang. Karena umbi tersebut menjadi salah satu komoditas andalan warga setempat sejak zaman dulu.
Kepala Desa (Kades) Klangon, Kecamatan Saradan, Didik Kuswandi, menyampaikan keluhan petani porang di desanya karena harganya fluktuatif. Warganya berharap pemerintah dapat memperbaiki tata niaga komoditas ini.
“Alhamdulillah Pak Bupati sudah memfasilitasi dan sudah menjembatani terkait permasalahan ini. Mudah-mudahan ke depan tinggal menunggu tata niaga porang ini bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.
Didik menambahkan petani di desanya juga mengeluhkan hasil panen porang ditolak oleh salah satu pabrik pengolahan porang beberapa waktu lalu. Namun, setelah berkomunikasi dengan Bupati Madiun, lahir solusi dan pihak pabrik menerima hasil kembali hasil panen porang.
Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro menegaskan pihaknya telah memantau kondisi tersebut sejak beberapa waktu lalu. Pemkab, kata bupati juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait permasalahan ini.
“Kita sudah menyampaikan keluhan ini, tim dari Jakarta (kementerian) akan turun terkait tata kelola ini,” ungkap Bupati yang Akrab disapa Kaji Mbing ini.
Bupati menambahkan banyak kewenangan yang di luar kuasa bupati terkait permasalahan tata niaga porang. Untuk itu, pihaknya terus berkomunikasi dan memperjuangkan permasalahan tersebut ke pemerintah pusat.
“Untuk kewenangan di sini, kami sudah berkomunikasi pabrik pengolahan porang yang ada di Madiun,” ujarnya
Pemkab Madiun, akan menurunkan tim pengawasan di lapangan untuk melihat terkait masalah tata niaga porang. Tim ini akan mencari data yang sebenarnya terkait masalah tersebut. Termasuk apakah terkait supply dan demand atau ada indikasi permainan harga yang dilakukan mafia.
“Kalau ini kaitannya supply demand, tentu akan kami siapkan antisipasinya. Sedangkan kalau kondisi ini bentuk kesengajaan (ada permainan), kita jelas ada agenda untuk menyikapinya,” tegas Bupati.
Kaji Mbing menyatakan tim yang diturunkan tidak hanya dari Pemkab Madiun, melainkan dibackup tim dari Provinsi Jatim. Saat ini, pihaknya masih terus melakukan komunikasi dengan Pemprov Jatim.
Dia mengajak para petani untuk selalu menjaga kualitas porang Madiun. Selain itu, para petani diminta untuk menjaga kedisiplinan dalam menguatkan kualitas. (*)