Pemkot Surabaya dan BBWS Rumuskan Strategi Mengatasi Banjir

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Aziz Mahrizal

2 Januari 2025 15:54 2 Jan 2025 15:54

Thumbnail Pemkot Surabaya dan BBWS Rumuskan Strategi Mengatasi Banjir Watermark Ketik
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Kepala BBWS Hendra Ahyadi usai mendiskusikan persoalan banjir, Kamis 2 Januari 2025. (Foto: Diskominfo Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas merumuskan strategi mengatasi banjir. Penanganan masalah banjir ini jadi prioritas.

Hal ini diungkap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi usai menggelar pertemuan dengan Kepala BBWS Hendra Ahyadi di Ruang Kerja Wali Kota, Kamis 2 Desember 2025. Dijelaskannya, bahwa penanganan banjir perlu memperhatikan bagaimana cara merawat dan menjaga sempadan sungai. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu beberapa kawasan di Kota Surabaya mengalami genangan dan banjir akibat Kali Perbatasan tersumbat enceng gondok hingga tingginya sedimentasi.

Eri Cahyadi mengatakan, pihak BBWS akan melakukan pembicaraan lebih lanjut kepada pemerintah pusat. Hal ini lantaran luapan air yang melanda Kota Surabaya disebabkan karena posisi Kota Pahlawan yang berada di hilir.

"Surabaya itu hilir yang menerima luapan air dari beberapa daerah, hal ini sudah disampaikan BBWS ke pemerintah pusat sehingga nanti akan ada perbaikan sungai," kata Eri Cahyadi.

Eri menambahkan saat ini kondisi sungai besar yang ada di Surabaya sedang berada di kondisi yang tidak baik-baik saja, contohnya Sungai Jagir dan Sungai Surabaya. Oleh sebab itu kedua sungai tersebut mudah sekali meluap saat menerima debit air dari daerah lain.

Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Surabaya membangun box culvert dengan kapasitas besar untuk menjadi penampungan.

"Untuk itu, kami sengaja membuat box culvert yang ukurannya besar untuk menampung air ketika hujan tapi masih belum bisa masuk ke sungai besar, jadi akan tertampung sementara di dalam box culvert," tambahnya.

Pemkot Surabaya sudah menyiapkan langkah jangka pendek hingga jangka panjang untuk penanganan banjir akibat meluapnya sungai. Untuk penyelesaian jangka pendek akan dilakukan pemetaan wilayah mana yang menjadi prioritas penanganan. Selain itu, pembangunan box culvert yang saling terhubung dan berdekatan dengan sungai akan semakin digencarkan. 

"Jadi dari kampung masuk ke saluran tersier lalu ke primer, kemudian masuk ke sungai besar dan lanjut ke laut," paparnya.

Sementara itu untuk jangka panjang Pemkot Surabaya dan BBWS akan mengembalikan fungsi sungai agar dapat menampung debit air yang meluap saat musim hujan. Mengingat saat ini banyak sungai di Surabaya yang mengalami penyempitan akibat alih fungsi lahan.

"Karena, ada sungai yang awalnya lebar 30 meter menjadi satu meter. Ini yang harus diperbaiki," tegasnya.

Kepala BBWS Brantas, Hendra Ahyadi menyampaikan bahwa Sungai Brantas yang hulunya di Malang memang berakhir di Kota Surabaya. Alur perjalanan aliran airnya dari Kabupaten Malang, Bendungan Sutami kemudian terus mengalir ke Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Nganjuk, Mojokerto Jombang dan Surabaya sebagai hilir.

Oleh karena itu, Hendra menyebut, kolaborasi penanganan bersama Pemkot Surabaya sebagai wilayah ujung atau hilir sungai Brantas sangat diperlukan. 

"Kewenangan semua sebenarnya ada di pemerintah pusat, karena memang Daerah Aliran Sungai (DAS) pemerintah pusat. Di sini kami berdiskusi mencari solusi sehingga masalah-masalah seperti enceng gondok dan lainnya bisa teratasi," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pemkot Surabaya BBWS daerah aliran sungai banjir Eri Cahyadi diskusi