KETIK, JAKARTA – Pencurian data dengan modus mengirim file APK (Android Package) rupanya masih marak dilakukan. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan dengan tidak memasang aplikasi di luar play store .
Hal tersebut lantaran aplikasi yang diinstal di luar play store dapat membuat perangkat berisiko terinfeksi malware. Perangkat yang sudah terinfeksi malware dapat mengalami pencurian data pribadi, termasuk informasi akun perbankan, yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha menyarankan kepada masyarakat untuk selalu waspada dan selalu mengunduh aplikasi dari situs terpercaya, terutama untuk aplikasi yang terkait dengan layanan perbankan.
Hal ini merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk melindungi perangkat dan data pribadi dari ancaman yang semakin kompleks
"Keamanan digital menjadi prioritas utama bagi BRI. Kami menyadari bahwa ancaman siber terus berkembang, dan kami selalu berkomitmen untuk terus menjaga data nasabah dengan standar tertinggi," kata Arga, Kamis 2 Januari 2024.
Lebih lanjut, BRI juga menegaskan pentingnya melakukan verifikasi terhadap izin aplikasi sebelum mengunduh atau memasang aplikasi, serta rutin memperbarui aplikasi mobile banking untuk menjaga keamanan nasabah.
"Kami juga menyarankan pengguna untuk mengaktifkan fitur Play Protect yang disediakan oleh Google untuk mendeteksi dan mencegah aplikasi berbahaya," tambahnya.
Berikut ini adalah beberapa modus yang selalu dilakukan oleh peretas yang ingin mencuri data anda. Dengan mengetahui modus yang digunakan diharapkan masyarakat dapat terhindar dari pencurian data pribadi.
Penyamaran oleh Penjahat Siber
Pelaku kejahatan digital seringkali berpura-pura menjadi perwakilan lembaga atau perusahaan terpercaya untuk mengelabui korban.
Pengunduhan Aplikasi Palsu
Korban diarahkan untuk mengunduh file APK yang tampaknya berasal dari sumber terpercaya, namun sebenarnya adalah aplikasi berbahaya. Aplikasi palsu ini seringkali juga memperdaya nasabah untuk mengubah konfigurasi ponsel agar menjadi kurang aman atau meminta izin (permissions) yang berlebihan dan sebetulnya tidak diperlukan.
Pengaturan Keamanan yang Dimodifikasi
Korban dipandu untuk menonaktifkan fitur keamanan seperti Play Protect atau mengaktifkan opsi instalasi dari sumber yang tidak dikenal, yang membuka potensi celah keamanan.
Akses ke Data Pribadi
Setelah aplikasi berbahaya terinstal, penjahat siber dapat mengakses dan mencuri data pribadi korban, termasuk informasi perbankan.(*)