Tanggapi Wacana Libur Sekolah saat Ramadan, Pengamat Pendidikan Jatim Bilang Begini

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

5 Januari 2025 20:04 5 Jan 2025 20:04

Thumbnail Tanggapi Wacana Libur Sekolah saat Ramadan, Pengamat Pendidikan Jatim Bilang Begini Watermark Ketik
Ilustrasi siswa sedang belajar di kelas (Grafis: Rihad Humala/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Pengamat Pendidikan Isa Anshori menyoroti wacana libur sekolah selama satu bulan saat Ramadan. Menurutnya penting bagi anak untuk memahami belajar dan ibadah.

"Belajar adalah bagian dari ibadah yang tidak boleh dipisahkan. Apalagi pendidikannya itu hak bagi setiap anak tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, agama dan budaya," jelasnya kepada Ketik.co.id pada Minggu, 5 Januari 2025.

Isa juga menyoroti sisi lain bahwa tidak semua orang tua punya waktu untuk mendampingi putra-putrinya selama liburan.

"Karena memang masing masing ada keterbatasan, di satu tantangan teknologi dan informasi semakin cepat dan tidak terkontrol. Sehingga dibutuhkan ruang bagi anak untuk mengatasi serbuan informasi itu," papar Dewan Pendidikan Jatim itu.

Menurut Isa, sekolah masih menjadi tempat yang relatif aman untuk membentengi bebasnya teknologi dan informasi karena adanya guru dan orang dewasa.

"Bagi saya jalan tengah adalah karena siswa tidak selalu dari kalangan Muslim, siswa kita juga beraneka ragam, maka alangkah baiknya bukan liburnya yang diatur, tapi jadwal, cara dan materi belajarnya yang harus dikuatkan," tegasnya.

Ia mencontohkan bagaimana mengajarkan toleransi, menghargai atau diskusi tentang menjadi siswa yang berakhlak mulia dari sudut pandang masing-masing anak.

"Dengan demikian hak anak terpenuhi, konsep long life education jalan, anak punya waktu luang untuk saling berinteraksi dan menghormati satu sama lain," paparnya.

Isa menekankan bahwa libur panjang selama Ramadan tanpa program pembelajaran yang terarah dapat menjadi tantangan.

"Anak-anak cenderung menghabiskan waktu tanpa aktivitas yang bermakna, terutama di era digital di mana godaan teknologi seperti game dan media sosial sangat besar," terang Isa.

"Hal ini berpotensi mengurangi manfaat Ramadan sebagai momentum pembelajaran spiritual dan intelektual," imbuh Isa.

Mengenai solusi adanya wacana ini, Isa mendorong agar selama Ramadan, sekolah dapat mengadakan program khusus seperti madrasah ramadan.

"Program ini dapat mencakup pembelajaran berbasis proyek, literasi Al-Qur'an, pengembangan keterampilan hidup, dan diskusi lintas agama untuk membangun toleransi," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Libur sekolah libur sebulan ramadan libur sebulan Ramadan pengamat pendidikan Isa Anshori Dewan Pendidikan Jatim