KETIK, NGAWI – Air Bengawan Solo yang mengalir di wilayah Ngawi berubah menjadi hitam pekat hari ini Selasa, (30/5).
Diduga air Bengawan Solo tersebut tercemar limbah dari wilayah luar Kabupaten Ngawi. Hal itu tak hanya terjadi tahun ini, namun sudah sering terjadi saat musim kemarau tiba.
Pantauan ketik.co.id di lapangan banyak pengguna jalan di Jembatan Ngunengan Ngawi yang berhenti sejenak melihat kondisi sungai terpanjang di Jawa ini.
Hasil Uji Lab Online di Stasiun Pemantauan Ngawi yang Menunjukkan Terjadi Pencemaran Ringan. (Foto: DLH Ngawi)
Tak sedikit pengguna jalan yang mengabadikan moment air sungai Bengawan Solo berubah warna hitam pekat.
Dikonfirmasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ngawi M Taufik Agus Susanto mengatakan pihaknya tidak tinggal diam terkait dugaan pencemaran limbah di Bengawan Solo.
Setidaknya sejumlah langkah, salah satunya koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait kondisi itu.
‘’Hasilnya di Jatimulyo Mantingan itu kami mendapat alat Onlimo, untuk menyedot sampel air sungai ke lab dan diuji kandungannya secara online, setiap hari,’’ katanya.
Kata dia alat bernama Onlimo itu bisa mendeteksi kandungan berbahaya dalam air Sungai Bengawan Solo. Pun setiap hari pihaknya selalu mendapat update hasil pemantauan secara real time.
‘’Dan itu juga dimonitor Kementerian Lingkungan Hidup, yang jelas hasil hari masuk kategori cemar ringan,’’ kata Taufik sambil menunjukan hasil Laboratorium Stasiun Onlimo DLH Ngawi Sungai Bengawan Solo Hulu.
Kata dia, Stasiun Onlimo tak hanya di Ngawi namun sejumlah daerah di wilayah Hulu juga dipasang masing-masing satu titik.‘’Setahu saya ada di Sragen, Solo juga ada,’’ ungkapnya
Selain melakukan pemantauan secara real time, DLH Ngawi juga melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat. Agar ikut menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang limbah ke sungai.
‘’Kami sellau melakukan sosialisasi, termasuk memasang imbauan di pinggir sungai agar tidak meracun ikan dan membuang sampah di Sungai teramsuk sampah popok karena sulit terurai,’’ tegas mantan kepala Dinas Pendidikan Ngawi ini. (*)