KETIK, PONOROGO – Harapan Reog Ponorogo mendapat pengakuan sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) segera menjadi kenyataan.
Setelah UNESCO bakal menyidangkan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Hal itu disampaikan langsung oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo.
‘’Reog Ponorogo sudah terdaftar di Submitting States and Priorities for 2024 Cycle dengan nomor urut 39,’’ kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi.
Judha mengatakan, sidang inskripsi Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) di UNESCO diperkirakan berlangsung November hingga Desember mendatang.
Pemkab Ponorogo lanjut Judha optimistis Reog Ponorogo bakal lolos karena sudah menjadi nadi kehidupan masyarakat.
Selain itu, reog berperan meningkatkan perekonomian dan membentuk karakter.
‘’Ada value (nilai) kebersamaan, kerukunan, gotong royong, saling menghormati, dan kesetaraan gender yang senantiasa lestari,’’ terangnya.
Dia mengungkapkan, ada tanggung jawab besar menjaga kelestarian Reog Ponorogo ketika sudah terinskripsi di ICH UNESCO.
Pemkab Ponorogo saat ini getol melakukan transmisi untuk mencetak kader penerus seniman Reog Ponorogo.
‘’Kami buat action plan bagaimana transmisi itu terjadi secara berjenjang,’’ ungkapnya.
Judha menjelaskan pihaknya sedang mengembangkan Reog Ponorogo dengan pagelaran wayang golek untuk bercerita ke peserta pendidikan anak usia dini (PAUD).
Bersamaan itu, menggelar Festival Reog Anak (FRA) untuk pelajar SD dan Festival Reog Remaja (FRR) untuk pelajar SMP.
‘’FRA digelar bersamaan Hari Anak Nasional, kalau FRR bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Ponorogo, kelas dewasa di Festival Nasional Reog Ponorogo pada Grebeg Suro,’’ jelasnya.
Dia berharap Reog Ponorogo yang akan disidangkan sebagai ICH di UNESCO menambah semangat seniman untuk terus berkarya.
Selain itu, meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap peninggalan warisan budaya yang adiluhung itu.
‘’Tentunya kita semua berharap Reog Ponorogo lolos sebagai ICH di UNESCO,’’ pungkasnya (*)