KETIK, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur berhasil meraih juara umum pada ajang Anugerah Dewan Energi Nasional (DEN) 2023. Enam penghargaan diborong sekaligus.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyebut, capaian ini sebagai bukti nyata komitmen Pemprov Jatim dalam mendukung pengembangan energi ramah lingkungan dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Jawa Timur akan selalu bersinergi dan berkomitmen menerapkan energi terbarukan demi mewujudkan Net Zero Emission 2060. Ini kerja keras seluruh stakeholder yang turut aktif dan berinovasi agar kita bisa menjaga kelestarian bumi melalui energi terbarukan yang ramah lingkungan," ungkapnya.
Enam penghargaan yang berhasil diborong itu adalah Juara 1 kategori 'Daerah Yang Berhasil Mengoptimalkan dan Memanfaatkan Potensi Energi Baru dan Terbarukan'. Kemudian, Juara 1 untuk kategori 'Daerah yang Melakukan Implementasi Kebijakan dan Regulasi Turunan Perda Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi'.
Selanjutnya Pemprov Jatim meraih Juara 1 kategori 'Daerah Yang Memiliki Inovasi Terbaik Dalam Pengembangan Energi Terbarukan'; Juara 1 kategori 'Daerah Yang Paling Baik Dalam Pengelolaan Data Energi', serta Juara 2 untuk kategori 'Daerah Yang Berhasil Mendorong Transisi Energi'.
Selain itu, Pemprov Jatim juga berhasil menyabet penghargaan booth terbaik kategori Pemerintah Daerah.
Kelima penghargaan dan Piala Juara Umum tersebut diterima secara langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Malam Anugerah DEN 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (20/10) malam.
Adapun penghargaan booth terbaik diterima oleh Kepala Dinas ESDM Prov. Jatim Nurkholis.
“Penghargaan ini juga menjadi semangat baru dan penguat bagi kami. Sinergitas itu juga penting, mudah-mudahan seluruh apresiasi dari Anugerah DEN 2023 ini menjadi pemacu semangat bagi kami,” tegasnya.
Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan beralih dari energi fosil. Ini tercermin dalam implementasi Perda RUED Jatim serta regulasi turunan lainnya.
Termasuk dalam peraturan tersebut adalah Perda Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah, Instruksi Gubernur Jawa Timur Nomor 1/Inst/013/2023 mengenai penggunaan PLTS Atap di Gedung Pemprov Jatim, dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang pemasangan PLTS Atap di gedung pemerintah dan swasta. Semua ini menjadi landasan bagi pembangunan berbasis EBT di Jatim.
“Saat ini, pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Timur sebesar 1.868 MW dengan capaian Bauran EBT sebesar 9.36% lebih dari target yang ditetapkan dalam RUED sebesar 6,50% di tahun 2022," papar mantan Mensos ini.
Untuk menuju NZE 2060, lanjut Khofifah, dibutuhkan sinergitas bersama pemangku kepentingan, pihak swasta, dan perguruan tinggi. Secara bertahap, semua pihak harus meninggalkan energi fosil dan beralih ke EBT.
"Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sekolah-sekolah, Pondok Pesantren hingga sektor industri menjadi pola yang kami bangun di Jatim untuk pemerataan EBT. Kita berharap mereka bisa berlomba-lomba dalam menuju kebaikan,” papar Khofifah.
Saat ini di Jatim sudah terpasang PLTS dengan total kapasitas sebesar 68,21 MW pada tahun 2023. Rinciannya, PLTS Atap (Rooftop) 62,42 MW yang telah terpasang di gedung-gedung pemerintah, swasta, sekolah dan pondok pesantren di Jawa Timur.
"Pengembangan PLTS Atap (Rooftop) menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan green industry di Jatim," ucap Khofifah.
Selain itu di tahun 2023 ini juga telah terpasang PLTS yang tersebar dan komunal untuk memberikan akses energi masyarakat daerah terpencil dan kepulauan yang belum menikmati listrik sebesar 5,79 MW.
“Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan Rasio Elektrifikasi Jawa Timur per Juli 2023 sebesar 99,62 persen, lebih tinggi dari rasio elektrifikasi nasional sebesar 97,68 persen,” pungkas Khofifah. (*)