KETIK, MADIUN – Face off kawasan Pahlawan Street Centre (PSC) Kota Madiun menjadi magnit bagi para wisatawan lokal dan luar daerah.
Sebab, di kawasan tersebut terdapat empat icon wisata kelas dunia, mulau Patung Marlion khas Singapura, Menara Eifel Paris, Miniatur Ka’bah di Saudi Arabia serta kampung Eropa.
Tak hanya itu penataan kawasan termasuk pedestrian yang kekinian membuat besarnya pengunjung datang ke lokasi itu semakin tak terbendung.
Banyaknya wisatawan ini tentu menjadi berkah tersendiri bagi pelaku UMKM yang berada di sekitar PSC , hingga meraup keuntungan yang berlipat-lipat.
Meski begitu Wali Kota Madiun, Maidi menyebut kawasan pahlawan reiligi centre (PRC) masih akan terus dilakukan penyempurnaan. Salah satunya, pembangunan lapak UMKM yang bakal dipermanenkan.
‘’Untuk pedagang saya mohon bersabar dulu karena tempatnya masih berupa tenda. Tahun ini akan kita buat yang lebih bagus,’’ kata wali kota saat Halal Bihalal bersama UMKM PRC.
Desain pengembangan lapak UMKM senjaga ditampilkan Wali kota Maidi kepada para pedagang. Desain tersebut bercorak Timur Tengah, sebagiamana icon PRC yakni Miniatur Kakbah. Hal itu sengaja didesain agar senada dengan kawasan Musala Ka’bah yang menarik perhatian wisatawan tersebut.
Seperti penataan tenda saat ini, pembangunan lapak permanen tersebut nantinya juga ada di kanan dan kiri Musala Ka’bah. Jumlahnya sementara ada 20 lapak. Tapi masih bisa berubah. Tidak hanya pembangunan tempat berjualan, wali kota mengaku juga ada sedikit penambahan wajah kawasan PRC.
‘’Saat ini sudah menarik, kita buat semakin menarik lagi. Pokoknya, harus ada sesuatu yang baru agar pengunjung semakin tertarik datang,’’ ungkap Walikota Maidi
Maidi menyebut tengah menyiapkan anggaran sebesar Rp 3 miliar untuk penataan lapak UMKM dan penyempurnaan wajah PRC.
Kawasan Pahlawan Religi Center (PRC) menjadi pusat kunjungan wisatawan khususnya saat libur Lebaran tahun lalu. Pengunjung selama libur Lebaran per harinya melebihi jumlah pengunjung pada akhir pekan.
Besarnya jumlah kunjungan itu tentu berimbas positif pada pendapatan para pedagang. Tak heran, omset pedagang juga melonjak. Di hari biasa, pedagang setidaknya meraup omset hingga Rp 11 juga sehari.
‘’Pembangunan di kota ini memang harus cepat, tepat, dan bermanfaat. Saya mohon, pedagang untuk turut menjaga yang sudah baik ini. Kalau menjuali ya yang baik, sopan, dan ramah. Ini penting untuk keberlangsungan ke depan,’’ pungkasnya (*)