KETIK, SURABAYA – Malaysia Open 2025 bakal digelar sebentar lagi sesuai dengan agenda tahunan dari Badminton World Federation (BWF). Turnamen Super 1000 tersebut akan dihelat pada 7-12 Januari 2025.
Bertempat di Stadium Axiata Arena, Kuala Lumpur Malaysia, turnamen ini dipastikan akan menyajikan pertarungan seru para pebulutangkis dunia dengan menawarkan hadiah sebesar USD 1.450.000.
Mengintip rilis resmi BWF, turnamen elit ini akan diikuti oleh pebulutangkis dunia berperingkat tinggi BWF, minimal mereka yang berperingkat 10 besar dari semua sektor.
Turnamen yang sudah digelar sejak tahun 1937 ini memiliki sejarah yang luar biasa, karena berlangsung sebelum Malaysia merdeka, dan sempat terhenti karena perang dunia 2.
Pebulutangkis Indonesia pernah mencatatkan diri sebagai juara yang pertama kali di Malaysia Open, pada tahun 1955, kala itu disuguhkan oleh Ferry Sonneville.
Pebulutangkis tanah air ini mempunyai nama lengkap Ferdinand Alexander Sonneville. Lahir di Jakarta, pada 3 Januari 1931. Ferry panggilan akrabnya, adalah pemain bulutangkis Indonesia pada era tahun 1955-1967an.
Saat berusia muda, Ferry rela mengorbankan kuliahnya di Piala Thomas pertama kali pada 1958. Ia turut bertarung hingga berhasil merebut dan mempertahankan Piala Thomas 3 kali berturut-turut pada 1958, 1961 dan 1964. Sempat pula menjadi Kapten bermain/Pelatih Indonesia di 1958, 1961 dan 1964.
Selain dalam beregu, pebulutangkis yang memiliki rambut putih sejak usia 19 tahun itu, juga mengukir prestasi di nomor perseorangan, dengan menjuarai Belanda Terbuka di 1955-1961, Glasgow 1957, French Open 1959-1960, Canada Open (1962), serta menyandang runner up All England 1959 setelah dikalahkan Tan Joe Hok di final.
Sebagai pebulutangkis, Ferry mempunyai prestasi di dunia teplok bulu yang mentereng di era kejayaannya.
Berikut sederet prestasi yang disandang:
- Juara Piala Thomas 1958, 1961, dan 1964 (Tim Thomas Indonesia)
- Juara Belanda Terbuka 1956, 1958, 1960, 1961, dan 1962
- Juara Prancis Terbuka 1957 dan 1960
- Juara Jerman Terbuka 1958, 1960, dan 1961
- Juara AS Terbuka 1962
- Juara Kanada Terbuka 1962
- Finalis All England 1959
Tidak saja sebagai pebulutangkis, Ia ikut mendirikan PB PBSI pada tahun 1951, dan turut serta mendirikan KONI pada tahun 1966, dan sempat menjadi ketua umum di 1970.
Perjalanan organisasinya makin melaju, pada 1970, juara Piala Thomas 1958 ini, menjadi pengurus Asian Games Federation Council. Kemudian sebagai Chef de Mission kontingen Indonesia ke Olimpiade di 1971. Puncaknya menjabat Presiden International Federation Badminton/IBF periode 1971-1974. Terakhir sebagai ketua umum PBSI periode 1981-1985.