KETIK, MAGETAN – Puluhan SMPN di Magetan gagal memenuhi pagu saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023.
Sebab, dari 7.168 total pagu yang tersebar di 39 SMPN se-Magetan, hanya terisi 5.679 kursi. Imbasnya sebanyak 1.494 kursi kosong di bangku SMPN se-Magetan atau setara dengan 48 kelas dengan jumlah rombel rata-rata 30 siswa.
Kondisi itu membuat Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Magetan memberikan kebijakan khusus dengan memberikan kelonggaran pendaftaran hingga batas MPLS 2023.
Irawan Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) tidak menampik jika hampir 1500 kursi kosong saat PPDB tingkat SMPN.
Menurutnya hal itu tak terlepas dari sebanyak 700 siswa lulusan SD di Magetan tak melanjutkan sekolah ke SMP Negeri.
‘’Mungkin melanjutkan ke Pondok Pesantren atau ke Lembaga lain, kami masih melakukan pendataan, yang jelas ada sekitar 20an yang belum terpenuhi pagunya’’ katanya.
Kata dia, hasil PPDB tahun ini 3.762 siswa diterima melalui jalur afirmasi, prestasi dan perpindahan orang tua. Sedangkan 1.917 diterima melalui jalur zonasi.
‘’Harapan kami, sebanyak 6.300an lulusan SD semuanya masuk ke SMPN, dan lulusan MIN maupun SD swasta juga ikut daftar di SMPN, sehingga kami menetapkan pagu 7.168 orang,’’ tambahnya.
Tak terpenuhinya pagu itu membuat sedikitnya 20 SMPN dari 39 SMPN di Magetan yang gagal terpenuhi pagunya. Hal ini membuat pihaknya untuk segera melangkah dengan melakukan pendataan dan pendekatan permasalahan yang dialami oleh masing-masing lembaga.
‘’Kami masih melakukan pendataan, yang pasti kami mendorong sekolah sekolah melakukan branding,’’ tegasnya.
Selain itu, lanjut Irawan SMPN di Magetan perlu untuk menajamkan ekstrakurikuler, selain prestasi yang selama ini diraih.
‘’Seperti di SMPN 1 Sidorejo sukses membranding sekolah Voli setelah sukses menjadi juara, dan hal itu meningkatkan animo pendaftar dan kepercayaan masyaakat,’’ tambahnya.
Tak hanya itu lanjut Irawan, sejumlah SMPN di Magetan mulai membranding sekolahnya dengan P5, Hafidz dan lainnya.
‘’Sehingga bisa meningkatkan animo masyarakat untuk mempercayakan putra putrinya ke lembaga,’’ pungkasnya. (*)