KETIK, NGAWI – Fenomena Elnino mulai membawa dampak krisis air bersih di beberapa Desa di Ngawi.
Setidaknya ada empat desa di tiga kecamatan yang mengalami kekeringan di Ngawi.
Empat desa yang mengalami krisis air bersih itu terdapat di Kecamatan Pitu, Ngawi dan Kasreman.
Hal itu membuat Polres Ngawi, mengirim puluhan truk air bersih ke sejumlah desa yang mengalami krisis air bersih.
Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono, mengatakan pemberian bantuan air bersih ir bersih ini, sebagai bantuan dari Polres Ngawi kepada warga yang mengalami kekeringan di 4 (empat) desa, pada Kamis (3/8).
“Ada dua puluh truk tangki yang diberikan kepada masyarakat yang desanya mengalami kekeringan. Semoga bermanfaat,” tutur Argo.
Kata dia, pemberian bantuan air bersih masing masing desa mendapatkan lima truk tangki atau total setara dengan 25 ribu liter atau total 100 ribu liter.
Menurutnya puluhan ribu air bersih itu dikirim ke Dusun Ngrowo Desa Cantel, Kecamatan Pitu, Dusun Kerek, Desa Kerek Kecamatan Ngawi, DusunTambakselo, Desa Banyuurip Kecamatan Ngawi, Dusun Grenjeng Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman.
“Ada 20 truk tangki yang akan didistribusikan ke 3 Kecamatan dengan 4 Desa yang mengalami kekeringan, yakni masyarakat yang berada di Desa Cantel, Desa Kerek, Desa Banyuurip dan Desa Gunungsari,” lanjut Argop
Menurutnya pengiriman 20 truk tangki ini dalam rangka memperingati 28 tahun pengabdian Akpol Angkatan 1995 PATRIATAMA, yang dilaksanakan serentak oleh Polres jajaran Polda Jatim dan diberangkatkan melalui zoom oleh Kapolda Jatim Irjen pol DR Toni Harmanto.
Kepala Desa Kerek, Ngawi Bayu Onggo Baskoro mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Polres Ngawi beserta jajarannya.
Menurutnya, penyaluran air bersih yang dilakukan Polres Ngawi di desanya itu sangat membantu masyarakat yang selama ini kekurangan air bersih.
‘’Warga kami telah mengalami kekeringan selama tiga bulan ini. Selama ini, warga mengambil air dari sumur yang berada di sawah yang jaraknya puluhan kilometer dan juga ada yang membeli yang harganya mahal. Tentunya itu sangat berat bagi warga kami yang sebagian besar bekerja sebagai petani,’’ ujar Bayu. (*)