KETIK, SURABAYA – Peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Balai Kota Surabaya, dimeriahkan arian Geleng Ro'om khas Madura dari Sanggar Tari Gito Maron, Taman Budaya.Tarian tersebut dibawakan oleh 15 orang.
Dengan persiapan hanya sehari, penampilan Gito Maron ini mampu memukau para penonton. Gerakan tarinya dinamis dengan iringan musik yang rancak
Salah satu penari, Hemas Kumala mengaku latihan ini barus semalam. Meskipun begitu dirinya bersama 14 orang temannya sering membawakan tarian Geleng Ro'om. "Susah sih tarian ini, karena memang gerakkannya dinamis, ditambah dengan membawa properti seperti ini sehingga harus menyesuaikan dengan lagu dan gerakannya," ucapnya.
Hemas menceritakan tarian ini merupakan perempuan di daerah Madura pada zaman dulu sudah gemar memakai gelang.
Hal tersebut karena gelang dianggap sebagai cerminan kelas sosial seseorang pada zaman dahulu. Jika gelang yang dipakai semakin banyak, maka kelas sosialnya dianggap paling tinggi. Gelang memiliki filosofi tersendiri untuk menjadi penyemangat dan pemacu dalam bekerja untuk masyarakat Madura.
Mereka berusaha mengumpulkan bahan untuk membeli gelang memang hingga merantau ke berbagai daerah. Tarian daerah Madura tersebut diadaptasi dari Tari Rondhing dan Tari Topeng Getak.
Tari Geleng Ro'om disusun dengan pendekatan visualisasi gerak tari khas Madura yang bersumber pada kehidupan sehari-harinya, seperti petani giat kerja kerasnya, kedinamisannya bertingkah dalam kehidupan seperti penjual sayur hingga nelayan. (*)