KETIK, JAKARTA – Diet ketogenik atau lazim disebut diet keto banyak dilakukan masyarakat. Harapannya untuk menurunkan berat badan dengan mengurangi karbohidrat secara drastis. Ada anggapan bahwa diet keto memiliki manfaat yang besar untuk kesehatan.
Sebetulnya pengurangan karbohidrat pada diet keto menempatkan tubuh dalam keadaan metabolisme yang disebut ketosis. Di mana tubuh menggunakan lemak sebagai ‘bahan bakar, bukan karbohidrat.
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 349 penderita diabetes tipe 2, ditemukan diet rendah karbohidrat (hampir mirip dengan diet keto) mempertahankan manfaat jangka panjang.
Yakni penderita diabetes sanggup mengurangi ketergantung terhadap obat. Diet rendah karbohidrat, bisa juga diet keto, dianggap sanggup mengontrol glukosa. Sebetulnya pendapat ini memunculkan perdebatan
Mengutip Asian Food Network masih diperlukan uji klinis efektivitas diet keto bagi penderita diabetes. Penting juga untuk meninjau efek samping dari diet rendah karbohidrat ini.
Efek samping yang dimunculkan meliputi flu keto, bau mulut karena peningkatan kadar keton, kurang tidur karena rendahnya kadar serotonin dan melatonin yang diproduksi dan diedarkan di sekitar otak, peningkatan risiko batu ginjal, dan penurunan kepadatan tulang karena peningkatan ekskresi kalsium.
Risiko yang ditimbulkan inilah pelaku diet keto wajib berkonsultasi dengan ahli nutrisi. Demikian juga dengan penderita diabetes, penyakit ginjal, penyakit jantung maupun gangguan masalah tulang untuk berbicara dengan dokter sebelum mencoba diet keto.
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk merencanakan makanan seimbang guna membantu meminimalkan risiko komplikasi dan kekurangan nutrisi.
Tidak ada salahnya mencicipi makanan padat nutrisi seperti biji-bijian, sayuran, buah-buahan, polong-polongan, kacang-kacangan, ikan, dan potongan daging tanpa lemak.