KETIK, BONDOWOSO – Kini Bondowoso punya paviliun dengan fasilitas lengkap khusus pasien gangguan jiwa. Paviliun tersebut berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Koesnadi.
Peresmiannya dilakukan oleh Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto, pada Rabu (25/10/2023).
Usai peresmian, ia menjelaskan, keberadaan paviliun Seroja ini sangat membantu. Lebih-lebih, di Tapal Kuda, paviliun ini jadi satu-satunya.
Karena itulah, ini sangat membantu mengatasi masalah kesehatan mental, yang sudah barang tentu bukan hal yang dianggap remeh.
Menurutnya, berdasarkan data WHO, total ada 300 juta pengidap gangguan jiwa seluruh dunia. Depresi, bipolar dan sebagainya.
"Saya harap paviliun ini bisa bermanfaat bagi warga Bondowoso, dalam mencapai sehat jasmani dan jiwa sesuai dengan kriteria WHO," ujarnya.
Direktur RSUD Bondowoso, dr. Yus Priyatna menjelaskan, paviliun ini jauh lebih layak dibandingkan lokasi sebelumnya. Bahkan fasilitasnya jauh lebih lengkap.
Lokasi Paviliun ini berada di luar area RSUD, dengan halaman luas dan ruang yang memadai.
"Di sini ada halaman, dan pasien bisa duduk-duduk menghirup udara segar," kata dia.
Menurutnya, Paviliun ini merupakan eks gedung Akper yang disewakan ke UNIBO. Kemudian aset negara ini dimanfaatkan oleh RSUD.
"Rehabilitasi gedung, untuk mengurangi stres. Sebab kalau ruangan sempit malah tambah stres," jelas dia.
Dia juga mengungkapkan, total pasien per hari ini mencapai 30 orang. Termasuk berasal dari luar Bondowoso.
Menurutnya, ruang perawatan sangat berpengaruh untuk proses penyembuhan pasien. "Lebih cepat sembuh," kata dia.
Saat ini baru ada satu dokter spesialis Psikiatri Kedokteran Jiwa, idealnya harus dua. "Saat ini masih ada yang sekolah, agar bisa bergantian," imbuh dia.
Ditambahkan oleh dokter spesialis Psikiatri Kedokteran Jiwa RSUD Koesnadi dr. Dewi Prisca Sembiring, So.KJ, di Paviliun Seroja total ada enam ruang isolasi, khusus pasien yang mengalami gaduh gelisah.
"Di awal-awal biasanya mengalami gaduh gelisah. Supaya tidak mengganggu kenyamanan, keamanan maka dimasukkan ke ruang isolasi," pungkasnya. (*)