KETIK, BANDUNG – Ketua Fraksi PKB DPR RI Dr H Cucun Ahmad Syamsurijal, M.A.P, dilantik oleh Rektor Universitas Padjadjaran Bandung, Prof. Rina Indiastuti, sebagai wisudawan Program Doktor Unpad.
Upacara Wisuda Gelombang III Tahun Akademik 2022/2023 yang digelar secara hibrid dari Grha Sanusi Hardjadinata, Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Kota Bandung, Senin (15/5/2023). Sebanyak 2.509 di antaranya hadir secara luring dalam kegiatan wisuda ini.
Dalam pidatonya, Rektor Unpad berharap lulusan Unpad dapat terus belajar dan berkiprah di masyarakat untuk berkontribusi menyelesaikan berbagai permasalahan berdasarkan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
“Begitu banyak isu-isu yang menunggu sumbangan pikiran dan keahlian Saudara sebagai lulusan Universitas Padjadjaran,” ujar Rina Indiastuti.
Rektor meyakini, Unpad mampu menjadi kontributor positif dalam setiap permasalahan di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Rektor juga mengajak para wisudawan untuk meyakini bahwa lulusan Unpad bukanlah lulusan biasa. Apalagi, tantangan Pandemi Covid-19 telah memunculkan tantangan dan karakter baru.
Menurut Rektor, walaupun saat ini masyarakat terus melanjutkan aktivitas di era kenormalan baru, ketidakpastian global masih terus berkepanjangan. Akibatnya, tantangan baru yang dihadapi juga akan dinamis dan kompleks.
Ketua Fraksi PKB DPR RI Dr H Cucun Ahmad Syamsurijal, M.A.P, saat diwisuda di Kampus Unpad Kota Bandung, Senin (15/5/23). (Foto: Iwa/Ketik.co.id)
Pada 25 Januari 2023, Cucun Ahmad Syamsurijal yang merupakan mahasiswa Doktoral Program Studi Ilmu Administrasi Konsentrasi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, resmi menyandang gelar Doktor di Unpad, setelah menyelesaikan sidang promosi, dan meraih predikat Cumlaude dengan IPK 4,0.
Dalam disertasi promovendus membahas krisis tahun 2020 yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Pada krisis tahun 2020, selain masih mengacu pada UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah juga menyusun UU No. 2 Tahun 2020 tentang penetapan Perppu Covid-19.
Melalui kedua UU tersebut pemerintah mampu membuat kebijakan extraordinary yang lebih responsif dan efektif dalam penanganan Covid-19 dan juga pemulihan ekonomi dengan menyusun APBN yang lebih fleksibel.
"Dengan kata lain, pada krisis tahun 2020, pemerintah sudah mulai mengkombinasikan kebijakan diskresi dengan automatic stabilization," jelas Cucun Syamsurijal.
Menurutnya, kombinasi kebijakan diskresi dan automatic stabilization yang dibuat pemerintah untuk menghadapi pandemi Covid-19 telah menghasilkan kebijakan fiskal yang efektif. Kedua kebijakan tersebut memiliki pengaruh untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi aktual ke tingkat optimalnya.
"Oleh karena itu, masing-masing kebijakan tidak bisa berdiri sendiri. Kebijakan automatic stabilization harus disandingkan dengan kebijakan diskresioner supaya menghasilkan efek yang lebih besar," terang Cucun yang juga anggota Komisi III DPR RI ini.
Temuan kajian empiris yang dilakukan oleh peneliti bisa menjadi dasar keputusan, bahwa sudah saatnya pemerintah bersama DPR mengadopsi dan menggunakan instrumen kebijakan fiskal automatic stabilization dalam menyusun APBN.
"Tidak mudah memang, namun demi kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, langkah ini perlu dilakukan dan didukung oleh semua pihak termasuk pemerintah dan DPR," pungkas Cucun.
Pada akhirnya promovendus berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik dalam tataran praktis maupun akademis.
Selamat atas wisuda gelar Doktor kepada Dr. Cucun Ahmad Syamsyurijal, Semoga gelar dan ilmu yang didapatkan dapat berguna bagi dunia pendidikan, dan Intansi tempat bekerja.(*)
