KETIK, JAKARTA – Pada tahun 2045, Presiden Joko Widodo menargetkan pendapatan warga Indonesia mencapai US$30.300 atau sekitar Rp448,44 juta per kapita (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS). Angka ini terlihat cukup jauh dari jumlah pendapatan masyarakat Indonesia per kapita saat ini yang baru mencapai US$5.030 atau sekitar Rp74,19 juta.
Selain itu untuk tingkat kemiskinan, Jokowi menargetkan turun hingga 0,5 persen hingga 0,8 persen pada tahun 2045, dari angka saat ini yang masih 9,57 persen.
Untuk mewujudkannya, mantan Wali Kota Solo tersebut telah menyiapkan sejumlah rencana atau program. Salah satunya adalah menjaga stabilitas negara, baik dari segi keamanan dan politik. Menurut Jokowi tidak ada negara yang akan makmur jika terpecah.
"Tidak ada satu negara manapun yang berhasil mencapai kemakmuran saat kondisinya enggak stabil. Enggak ada," ungkap Jokowi.
Selain itu, dirinya juga akan memperkuat sumber daya manusia (SDM). Karena SDM yang unggul adalah kunci kemajuan suatu bangsa. Tidak hanya berdasarkan kuantitas tetapi juga kualitas.
Menurut Jokowi Indonesia harus seperti Korea Selatan. Negara ini dulu merupakan negara miskin pada tahun 1987 dengan pendapatan per kapita hanya US$3.500. Namun kini berubah menjadi salah satu negara maju dengan pendapatan yang naik menjadi US$11.800 pada 1995.
Hanya dalam kurun waktu 8 tahun negara ini dapat keluar dari predikat negara berpenghasilan rendah, menjadi negara berpenghasilan menengah.
"Lompatan seperti ini yang perlu kita tiru, perlu kita contoh karena kualitas SDM-nya yang fokus pada teknologi dan produktivitas," ungkap Jokowi.
Untuk mencapai cita-cita ini, Jokowi mengatakan Indonesia butuh fokus yang sama dan panduan sehingga dia berharap RPJPN dapat menjadi pedoman bersama.(*)