KETIK, BONDOWOSO – Dalam pidato pertamanya setelah dilantik menjadi Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto, menyebut akan kembali menggelorakan perkopian di Bumi Ki Ronggo.
Rencana ini pun disambut positif oleh Amin Said Husni, mantan Bupati Bondowoso periode 2008-2018 (dua periode, red).
Pria akrab disapa Pak Amin itu, merupakan penggagas lahirnya Bondowoso Republik Kopi (BRK) saat dirinya menjabat sebagai Bupati Bondowoso. Ia bahkan mendapatkan julukan sebagai Presiden Republik Kopi.
Pria yang kini menjadi Wakil Ketua Umum PBNU ini, menyambut baik wacana itu. Karena, kata Amin, kopi Bondowoso telah diakui oleh banyak orang memiliki cita rasa yang unik dan tak tertandingi. "Bahkan, telah diakui sebagai salah satu kopi terbaik di dunia," ujarnya usai mengikuti acara Pamit Sambut Bupati dan Wakil Bupati, dengan Pj Bupati, di Pendopo Ki Ronggo, Rabu (27/9/2023) malam.
Selain itu, secara ekonomi komoditi kopi sudah terbukti mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat. Pada masa kepemimpinannya, industri kopi dari hulu, tengah, hingga hilir juga berjalan hingga muncul cafe-cafe yang dikelola oleh anak muda."Itu bukti nyata bahwa kopi bisa mengangkat derajat dan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Karena itulah, Amin berharap tekat dari Pj Bupati Bondowoso ini untuk mengangkat kembali kopi bisa didukung oleh stake holder lainnya.
Namun demikian, ia menyampaikan bahwa yang paling penting dari upaya menghidupkan kopi ini, adalah kembali memberikan semangat pada para petani.
Yakni dengan memastikan bahwa kualitas kopi Bondowoso bisa betul-betul dijaga. Jangan sampai percaya pada kopi Bondowoso tapi ternyata cita rasa dan kualitas kopinya tak lagi bisa dipertahankan. "Salah satu yang terpenting adalah kembali menjaga kualitas kopi Bondowoso," jelasnya.
Kemudian, kata Amin, yang tak kalah penting adalah membangun jaringan pasar. Dengan tetap menjaga tata niaga perkopian yang dulu pernah dikembangkan dengan mengacu pada Perda tentang pengembangan dan perlindungan kopi Bondowoso."Sudah ada Perdanya, tinggal itu diberdayakan kembali," jelasnya.
Begitu pun branding kopi yang disebut sebagai hal mutlak yang harus dilakukan."Harus ada upaya-upaya secara kolektif. Tidak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat dan pemangku kepentingan yang lain," pungkasnya.(*)