KETIK, SURABAYA – Mentri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam waktu dekat akan melakukan kerjasama dengan Turki untuk membangun tuna farm. Hal ini disampaikannya ketika membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPPSDMKP di Doble Tree Surabaya, Selasa (20/2/2024).
Menurut Sakti, Tuna Farm diperlukan, mengingat dimana banyaknya jenis ikan tuna di Indonesia menjadi salah satu keuntungan tersendiri dalam memasarkan pengelolaan ikan tuna di pasar global.
"Saya sempat melihat adanya tuna farm yang di Turki sangat besar dan modern, hal ini membuat kami akan melakukan kerjasama dengan Turki untuk membangun tuna farm," ucap Sakti.
Sakti menceritakan ada beberapa negara sudah mulai melakukan budi daya ikan tuna atau tuna farm. Negara Australia, Turki dan Spanyol yang memiliki tuna farm. "Saya sudah lihat yang di Australia itu kecil, dan yang di Turki itu besar sekali dan saya sangat suka. Kalau yang di Spanyol saya belum lihat seperti apa," jelasnya.
Sakti mengaku sangat eman jika kesempatan tuna farm tidak diterapkan di Indonesia. "Kita punya tiga jenis ikan tuna seperti tuna mata besar (Bigeye Tuna), yellowfin tuna, cakalang (skipjack tuna)," ucapnya.
Dengan kondisi ini, maka Jawa Timur akan menjadi salah satu tempat untuk tuna farm tersebut. "Saya lihat sisi Selatan Jawa Timur ini cocok untuk dilakukan Tuna Farm ini," ucapnya.
Selain itu, Sakti mengingatkan untuk menegakkan 5 kebijakan ekonomi biru di Indonesia. Dimana 5 kebijakan ini antara lain perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya laut pesisir dan darat yang berkelanjutan.
Selanjutnya, pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir serta pulau-pulau kecil dan pembersihan sampah plastik laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau bulan bintang laut.
"Ini untuk anak cucu kita agar bisa menjaga laut kita yang itu menjadi sumber kehidupan yang besar jika laut tercemar maka hidup kita akan hancur perlahan," beber Sakti. (*)