KETIK, MAGETAN – Trobelnya alat e-voting dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Magetan tak hanya terjadi di Desa Ngujung, Maospati, namun juga terjadi di Banjarejo, Ngariboyo Magetan.
Bahkan trobelnya scan barcode dan printer ini membuat antrean warga dari Dapil 1 Desa Banjarejo, menumpuk hingga berimbas pada molornya pengumuman hasil pilkades.
Padahal, Pemkab Magetan dengan percaya diri menyatakan jika sistem yang menyedot anggaran Rp 1,2 Miliar ini dinilai sangat efektif dan efisien dalam memangkas waktu pelaksanaan dibandingkan dengan cara manual.
Sucipto Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Banjarejo, Ngariboyo mengatakan trobelnya alat scan barcode terjadi dipertengahan waktu coblosan sekitar pukul 11.00 hingga 12.000.
‘’Scan barcodenya trobel, seperti sensornya kurang tajam,’’ terangnya.
Kata dia saat trobel pertama itu tenaga teknis lapangan (TTL) dapat mengatasi ganggua tersebut kendati memakan waktu sekitar 30 menit. Kondisi itu kata dia membuat antrean di dapil 1 lebih panjang dibandingkan di dapil 2 dan dapil 3.
‘’Untuk mengatasinya butuh waktu 30 menit, dan ini jelas pengaruh pada antrean, padahal ada 1400 pemilih di dapil 1. Setelah selesai ditangani (scan barcode-nya) juga tidak selancar di dapil 2 dan dapil 3,’’ ungkap Cipto sapan akrabnya.
Kata dia, hambatan terkait dengan alat e-voting terus terjadi di Dapil 1. Tak hanya scan barcode, namun printernya juga bermasalah. Munculnya masalah terkait printer ini muncul setelah satu bendel kertas bawaan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Magetan habis.
‘’Setelah habis satu bendel itu sekitar 300 sampai 400 surat suara, langsung error,’’ ungkapnya.
Erornya printer tersebut karena kertas yang digunakan panitia dinilai berbeda dengan kertas yang digunakan oleh DPMD Magetan, kendati spesifikasinya sama, namun beda produk.
‘’Info dari TTL kertasnya berpengaruh sehingga printernya macet, meskipun kami sudah menyiapkan sesuai spesifikasi yang ditetapkan,’’ terangnya.
Menurutnya kendala demi kendala dari alat e-voting ini terus bermunculan hingga sore. Dia mencontohkan saat sesi sore printer kembali ngadat hingga dua kali.
‘’Kendala ini kami sampaikan, nyatanya saat DPMD datang membawa kertas dan dipasang printernya kembali jalan. harapannya demi kelancaran kedepan kertasnya semua dicukupi oleh DPMD agar kejadian seperti ini tak kembali terulang,’’ pesannya.
Tak hanya persoalan printer ngadat, scan barcode yang kembali error membuat pihak panitia menerapkan pengantian alat dari dapil lainnya setelah selesai pada pukul 16.00.
‘’Dapil 1 yang diganti scan barcode-nya menunggu dari dapil 2 dan 3 selesai dulu, dan alhamdulillah setelah itu lancar hingga baru selesai (penyaluhan hak pilih,) habis magrib’’ tegasnya.
Menurutnya kendala demi kendala di alat e-voting ini membuat pengumuman hasil tersebut tak dapat dilakukan pada sore hari. Namun diumumkan malam hari.
‘’Sekitar jam tujuh malam baru bisa kami umumkan hasilnya, ya molor sekitar 3 jam dari jadwal, karena yang lain jam 4 sore sudah diumumkan, kami berharap dari kendala-kendala di desa kami bisa menjadi evaluasi agar sistem e-voting ini ke depannya semakin baik dan disempurnakan,’’ harapnya.
Kata dia kendala yang ada di desanya sudah diketahui oleh Bupati Magetan saat sesi zoom. Pun permasalahan tersebut juga sudah disampaikan secara live. ‘’Zoom dengan pak bupati tiga kali dan sudah saya smapaikan semua,’’ pungkasnya. (*)