KETIK, MAGETAN – Pelaksanan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dengan sistem, e-voting di Banjarejo, Ngariboyo, Magetan yang diwarnai alat eror, membuat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) setempat angkat bicara.
Menurutnya errornya scanner barcode hingga printer macet yang diduga karena tak sesuai dengan jenis kertas dari produk tertentu di Dapil 1, Desa Banjarejo sudah diprediksi DPMD.
Hal itu tak lepas karena besarnya jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Desa Banjarejo yang mencapai 3.948 orang. Jumlah tersebut dicover dengan tiga peranti alat e-voting.
‘’Sebenarnya sudah kami prediksi, dan sudah kami antisipasi, karena keterbatasan alat,’’ terang Muhriyanto Kabid Pemberdayaan Pemerintahan Desa, DPMD Magetan, ditemani Jainu stafnya.
Muhriyanto mengatakan sebelum pihaknya menyerahkan alat tersebut ke panitia pilkades, tim teknis utama (TTU) bersama tim teknis lapangan (TTL) melakukan instal alat dan dicoba bersama-sama.
‘’Nah saat dicoba itu tidak ada kendala, setelah dipastikan oke baru serah terima,’’ terang pria asal Poncol ini.
Muhriyanto menampik jika alat e-voting yang eror dan macet yang menjadi pemicu satu-satunya keterlambatan hingga hasil pilkades di Desa Banjarejo molor tiga jam. Menurutnya hal itu juga dipengaruhi oleh jam kedatangan masyarakat dalam menyalurkan hak pilihnya yang juga teralu mepet. Serta kehati-hatian dari pihak panitia mengingat jumlah pemilihnya yang banyak.
‘’Kalau masalah alat seribu lebih sebetulnya masih mampu, kalau tidak mampu mengapa alatnya yang error hanya di dapil 1, sedangkan dapil 2 dan tiga masih aman. Itu karena masyarakat yang datang menyalurkan hak pilihnya diundangan jam 07.00 banyak yang datang di jam 10.00 sedangkan registrasi dibatasi hingga pukul 14.00,’’ paparnya
Mantan Kabag Hukum Setda Magetan ini mengakui idealnya di Banjarejo tidak hanya terdapat tiga dapil namun lima dapil. Dengan pertimbangan jumlah DPT yang besar. Namun, pemda telah membuat keputusan jika dalam pilkades satu desa maksimal tiga dapil.
‘’Kebijakan dari pemda hanya (pilkades di masing-masing desa) tiga dapil,’’ ungkapnya
Menurutnya pihaknya tidak lepas tangan saat terjadi kendala pada scanner barcode maupun printer. Pihaknyalangsung meluncur ke lokasi sekitar pukul 15.00 wib hingga pukul 16.00 wib untuk mengatasi kendala alat e-voting yang ada di desa Banjarejo
‘’Yang jelas hal-hal semacam ini akan menjadi evaluasi kami ke depan, apalagi tahun 2025 ada 177 desa yang menggelar pilkades,’’ tegasnya.
Muhriyanto mengakui kendala alat e-voting tak hanya di Desa Banjarej dan Ngujung, namun juga di Desa Duwet, Kecamatan Bendo Magetan.
Meski begitu Muhriyanto menyebut secara umum pilkades serentak dengan e-voting lancar dan berjalan dengan tertib dan damai.
‘’Termasuk di Desa Banjarejo meskipun agar molor, tapi pilkades berjalan lancar danmasyarakatnya senang bersorak semua,’’ tambahnya.
Diberitakan sebelumnya trobelnya alat e-voting dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Magetan tak hanya ditemukan di Desa Ngujung, Maospati, namun juga terjadi di Banjarejo, Ngariboyo Magetan.
Bahkan trobelnya scan barcode dan printer ini membuat antrean warga dari Dapil 1 Desa Banjarejo, menumpuk hingga berimbas pada molornya pengumuman hasil pilkades hingga tiga jam dari waktu yang ditentukan.
Padahal, Pemkab Magetan menganggarkan satu miliar rupiah lebih untuk menebus alat e-voting ini yang diklaim sangat efektif dan efisien dalam memangkas waktu pelaksanaan dibandingkan dengan cara manual.
Pihak Panitia Pilkades Banjarejo juga sudah berupaya untuk mengupgrade pengetahuan angotanya dengan menggelar pelatihan dan simulasi alat e-voting secara mandiri demi kelancaran. Namun, kendala pada scaner barcode dan printer tak dapat dihindari saat hari H pelaksanaan. (*)