KETIK, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Seminar Nasional dengan tema UMKM Kuat Mendukung Ketahanan Nasional. Dalam acara ini hadir Laksma TNI Nevy Dwi S yang merupakan Bandep Hankam Wantannas dan Suko Widodo akademisi dari Universitas Airlangga (Unair).
Dalam pembukaan oleh Asiten II bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya Agus Imam Sonhaji, dia menilai peran UMKM ini cukup besar sebagai pahlawan ekonomi pembangunan daerah.
"Peran UMKM sangat besar, penyerapan tenaga kerja UMKM ini cukup besar, ditambah lagi UMKM merupakan salah satu langkah untuk ketahanan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang memang memperngaruhi ekonomi dunia," beber Sonhaji, Sabtu (19/8/2023).
Sonhaji mengatakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Pemkot Surabaya terus meningkatkan UMKM yang ada di Surabaya sebagai salah satu penggerak ekonomi daerah.
Beberapa langkah itu untuk memajukan UMKM di Surabaya dengan memperkenalkan ke masyarakat. "Selain itu ASN yang ada di Pemerintah Kota Surabaya wajib belanja di E Peken hasilnya dalam sebulan sekitar Rp 30 miliar perputaran uang di dalam aplikasi ini," beber Sonhaji.
Selain itu, adanya rumah padat karya yang isi dalam rumah merupakan pelaku usaha UMKM. Serta menyiapkan toko yang menjual produk UMKM. "Sehingga produk ini bisa dengan mudah untuk dipasarkan," terang Sonhaji.
Sedangkan, Sekjen dewan Ketahanan Pangan Nasional Laksdya Dadi Hartanto mengatakan UMKM merupakan salah satu pahlawan ekonomi dari negara. "Sehingga visa menjadi tulang punggu suatu negara dengan adanya UMKM," bebernya.
Sementara itu, Laksma TNI Nevy Dwi S yang merupakan Bandep Hankam Wantannas mengatakan UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi yang bisa menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen. "Ini cukup bagus sehingga jangan anggap remeh pelaku UMKM, maka UMKM ini memang menjadi salah satu ketahanan nasional," ungkapnya.
Nevy mengatakan menyiapkan Sumber Daya Manusia unggul tidak hanya pintar dan sehat saja. Namun adanya kesempatan dari para remaja kita untuk bisa mendapatkan pekerjaan. "Tidak jarang jika ada kesempatan itu, namun kualitas pekerja kita kurang begitu menguasai bidang pekerjaan yang dimiliki," bebernya. (*)