KETIK, JAKARTA – Revolusi teknologi 4.0 berkembang luar biasa. Di mana tenaga kerja manusia pelan-pelan digantikan robot. Salah satunya adalah tenaga pramusaji di restoran waralaba di negara maju telah diganti dengan robot.
Kini teknologi robotika telah merambah pada binatang bersayap yang bisa terbang. Salah satu bukti adalah robot yang diberi nama Bee ++. Robot ini dikembangkan sejumlah peneliti di Washington State University (WSU).
Dalam sebuah laporan yang diumumkan ubergizmo, para peneliti memamerkan kemampuan robot lebah yang bisa terbang ke segala arah. Ciptaan luar biasa ini mewakili kemajuan signifikan dalam teknologi robotika mini.
Empat sayap robot dibangun dari serat karbon dan mylar, yang dikendalikan aktuator ringan. Serat karbon ini memungkinkan Be++ terbang stabil ke segala arah, termasuk gerakan memutar yang dikenal sebagai yaw.
Penelitian robot mini dipimpin Nestor Pérez-Arancibia. Ia adalah seorang profesor di Sekolah Teknik Mesin dan Material yang juga rekanan WSU. Tim peneliti berhasil menerbitkan temuan mereka tentang Bee++ dalam jurnal IEEE Transactions on Robotics.
Pérez-Arancibia dijadwalkan mempresentasikan laporannya di IEEE International Conference on Robotics and Automation dalam waktu dekat.
Pengembangan Bee++ menjadi perjalanan panjang dan ambisius. Di mana sejumlah peneliti dari penjuru dunia tengah berjuang menciptakan serangga buatan yang sanggup terbang.
Robot miniatur ini memiliki potensi besar dalam berbagai bidang. Misalnya di bidang pertanian bisa melakukan penyerbukan buatan dan penelitian biologi. Robot ini bisa dimanfaatkan operasi pencarian dan penyelamatan, terutama di lingkungan terbatas seperti bangunan yang runtuh.(*)
