KETIK, NGAWI – Kabupaten Ngawi menjadi daerah yang sangat penting dalam suksesi Ketahanan Pangan Nasional. Sebab, selain produktivitas panennya tertinggi di Indoensia, Ngawi tersebut tercatat sebagai daerah tertinggi surplus gabahnya se-Indonesia.
Bahkan selama lima tahun terakhir produksi padi di Ngawi terus mengalami peningkatan. Data di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian setempat produksi padi 2017 lalu 759.721 ton, setahun berselang meningkat menjadi 842.220 ton dan tahun 2021 kemarin menjadi 906.817 ton.
Tak heran jika pertanian di Ngawi mendapat apresiasi baik dari pemerintah pusat maupun dari pemprov Jatim. Terbaru Gubernur Khofifah akhir tahun lalu mengacungi jempol capaian produksi padi di Ngawi karena surplus 91,26 ton hingga menempatkan Ngawi menjadi daerah tertinggi surplus gabahnya se-Indonesia.
Khofifah mengatakan pada Bulan Desember 2022, surplus gabah di Kabupaten Ngawi sebanyak 15,75 ribu ton atau secara komulatif produksi gabah kabupaten Ngawi tertinggi se-Indonesia.
"Alhamdulillah, tingginya produktivitas beras maupun padi di Ngawi khususnya akan sangat berarti terhadap stok beras di Jatim dan nasional. Dan salah satunya wilayah yang produksi padinya sangat tinggi adalah Kabupaten Ngawi," kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Data dari BPS 2021 menunjukkan dari kabupaten/kota di Jatim, Kabupaten Ngawi menjadi sentra padi terbesar di Jawa Timur dengan produksi mencapai 818,62 ribu ton Gabah Kering Giling. Disusul Kabupaten Lamongan sebanyak 804,82 ribu ton GKG dan Kabupaten Bojonegoro sebanyak 690,08 ribu ton GKG. Ketiga daerah tersebut menyumbangkan lebih dari 23% produksi padi di Jawa Timur.
Tingginya produktivitas padi di Ngawi lanjut Khofifah tak lepas dari peran pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan. Pengunaan pupuk organik membuat sukses menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas hasil panen.
‘’Petani Nawi hebat, sukses menjaga kesuburan dan kelestarian alam. Pembasmi hama tanpa listrik hingga penggunaan burung hantu dalam mengusir hama tanaman,’’ ungkapnya
Khofifah menambahkan tidak heran jika selama setahun produksi padi di Ngawi terus meningkat hingga menjadi penyokong penting Jatim sebagai lumbung pangan nasional.
“Pertanian Ngawi sudah maju dan banyak memiliki inovasi khususnya dalam penggunaan pupuk organik dan dalam menjaga kelestarian alam. Makanya ini kita kuatkan, Ngawi sebagai lumbung pangan nasional. Karena Ngawi memang daerah dengan produktivitas padi tertinggi nasional tahun 2022,” tambah Khofifah.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan bangga sekaligus bersyukur produktivitas pertanian khususnya padi di Ngawi tertinggi nasional berdasarkan angka tetap produksi padi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, Jawa Timur. Hal itu seolah menjadi kado indah bagi Ngawi yang hari ini genap berusia 665 tahun.
‘’Hal ini tak lepas dari ikhtiar para petani Ngawi yang senantiasa konsisten dengan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan sehingga produktifitas padi dan beras terbaik No.1 Nasional,’’ ungkap Bupati Ony Anwar
Ony mengatakan, semangat kolaborasi yang apik antara petani, penyuluh pertanian, pemkab Ngawi dan seluruh pihak terkait dinilai sebagai kunci kesuksesan produktivitas pertanian tertinggi di Indonesia.
Tinginya produksi padi ini, otomatis membuat warga Ngawi tak kekurangan beras, sebaliknya menguatkan kemandirian daerah sebagaimana tema HUT Ngawi 665 tahun. Meski begitu Bupati mengajak prestasi ini agar dipertahankan dengan menjaga kesuburan lahan di Ngawi sehingga produktivitasnya terus ditingkatkan.
‘’Alhamdulillah Ngawi menjadi salah satu contoh pertanian di Jawa timur,’’ paparnya.
Mantan Wabup Ngawi dua periode ini menegaskan seluruh petani di Ngawi berkolaborasi dalam mewujudkan pertanian yang presisi dan mempertahankan swasembada beras sebagai lumbung pangan nasional.
‘’Mari bersama-sama kita dukung berbagai program untuk mempertahankan swasembada beras dan sebagai lumbung pangan nasional," pungkasnya. (*)