KETIK, BONDOWOSO – Upaya menekan angka stunting terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso.
Kali ini, Pemkab Bondowoso di bawah kepemimpinan Bupati Salwa Arifin dan Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat menggandeng Universitas Airlangga untuk menekan jumlah kasus tumbuh kembang fisik anak itu.
Hal tersebut terlihat dari gelaran audiensi untuk pendampingan program lima Desa emas (Desa Eliminasi Stunting), antara Pemkab Bondowoso dengan Universitas Airlangga (Unair) di Peringgitan Pendopo Bondowoso, pada Selasa (5/9/2023).
Lima desa tersebut antara lain berada di Kecamatan Wringin, Binakal, Tlogosari, Cerme dan Botolinggo.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Anisatul Hamidah menerangkan, dari kerjasama ini pihaknya akan bersama-sama Unair menekan angka stunting. Karena, saat ini prevalensi stunting di Bondowoso ada di angka 32 persen.
Akan ada banyak program yang dilaksanakan oleh Unair dan 20 konsorsium perguruan tinggi di Kota Tape.
"Intinya adalah bagaimana stunting di Kabupaten Bondowoso ini segera bisa turun. Kita tahu hari ini kita ada di posisi 32% prevalensi stunting," katanya.
Diharapkan, pada 2024 mendatang Bondowoso bisa mengejar angka 14% sesuai dengan target nasional. Pasalnya, dalam rencana aksi percepatan penurunan stunting nasional dan Jawa Timur, Kabupaten Bondowoso ditargetkan berada pada angka 21% pada 2024 mendatang.
"Tetapi kami optimis untuk 2024 mudah-mudahan kita bisa sama dengan target nasional di 14%," harapnya.
Selain itu, ia berharap setelah 5 Desa Emas ini terlaksana, pendampingan dari konsorsium perguruan tinggi yang dipimpin oleh Unair akan bisa direplikasikan ke desa-desa yang lainnya.
"Sehingga tadi sudah hadir juga bapak kepala DPMD, mana desa yang bisa melakukan replikasi setelah pelaksanaan pendampingan dari Unair itu kita lakukan," pungkasnya. (*)
