KETIK, PONOROGO – Ibu hamil yang mengalami kekurangan zat besi (Fe) berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dan stunting. Adanya korelasi antara stunting dengan anemia itu membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo mengambil langkah strategis dengan memutus rantai anemia dimulai drai remaja putri.
Bahkan Pemkab Ponorogo mencanangkan gerakan bergizi dengan minum tablet tambah darah di halaman Gedung Terpadu, Selasa 31 Oktober 2023. Sedikitnya 500 siswi SMP/SMA sederajat mengikuti kegiatan untuk mencegah anemia sekaligus menekan angka prevalensi stunting tersebut.
“Kalau remaja putri kadar Hb-nya baik, pada saat dia hamil di kemudian hari, meskipun itu terjadi 10 tahun kemudian, karena deposit zat besinya cukup, maka risiko anemianya kecil,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti.
Dyah Ayu mengatakan remaja putri cukup seminggu sekali mengkonsumsi tablet penambah darah itu. Pihak sekolah juga dapat bekerja sama dengan puskesmas untuk penyediaan tablet tambah darah.
“Perlu ada pemantauan mulai dari pengajuan sampai tablet dikonsumsi oleh pelajar putri,” terang Kadinkes.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ikut hadir dalam acara gerakan bergizi minum tablet tambah darah itu. Bupati Sugiri juga sempat membagikan tablet ke ratusan remaja putri usai sarapan bersama.
“Kami sedang fokus penanganan stunting yang sebenarnya juga berhubungan dengan anemia. Di mana anemia dapat terjadi mulai remaja,” jelasnya.
Menurut Kang Bupati, ibu hamil yang mengalami anemia rentan melahirkan BBLR dan sebagian besar menjadi stunting. “Jadi, untuk mengoreksinya yang paling betul itu pada masa remaja,” ungkapnya (*)