KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna melakukan pertemuan dengan beberapa perwakilan perusahaan penghasil panas bumi (geothermal) yang beroperasi di wilayah Kabupaten Bandung, di Ruang Rapat Bupati Bandung, Soreang, Selasa (9/5/23).
Pertemuan tersebut guna menindaklanjuti program Bedas Caang Baranang melalui skema pembiayaan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan swasta.
Program Bedas Caang Baranang itu diinisiasi oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Bandung, sebagai terobosan baru dalam penyediaan kebutuhan listrik bagi masyarakat.
Melalui inisiasinya, DMI telah memasang 50 sambungan listrik ke rumah warga di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Di antaranya menggunakan pusat listrik tenaga surya yang sempat di-launching oleh Bupati Bandung beberapa waktu lalu.
Oeh karenanya melalui program tersebut, sebanyak 3.045 rumah di Kabupaten Bandung akan menjadi target program Bedas Caang Baranang Kang DS (Bupati Bandung Dadang Supriatna).
"Sebanyak 3.045 rumah yang belum punya listrik berdasarkan temuan di lapangan. Saya lihat kondisi rumahnya di lapangan, mohon maaf relatif di kelas menengah ke bawah," kata Bupati Bandung.
Pada pelaksanaan rapat koordinasi Program Bedas Caang Baranang di antaranya, Bupati Bandung mengundang 4 perusahaan antara lain PT Geodipa Energy, Star Energy, Pertamina Geothermal Kamojang dan Indonesia Power.
"Keempat perusahaan ini untuk duduk bersama dengan pemerintah membahas skema pembiayaan CSR perusahaan di wilayah Kabupaten Bandung," jelas bupati.
Menurutnya program ini sudah melalui rapat koordinasi, masing-masing perusahaan memberikan gambaran terkait skema Bedas Caang Baranang.
Bupati Bandung berusaha untuk mendorong agar para pengusaha menindaklanjuti program Bedas Caang Baranang dan berpartisipasi menyukseskannya.
"Mengingat di Kabupaten Bandung masih banyak rumah yang terkendala akses listrik. Saya akan berupaya agar program ini akan bisa dimanfaatkan oleh sekitar 3.045 rumah,” tutur Kang DS, sapaan Bupati Dadang Supriatna.
Selain dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, imbuh Kang DS, program ini juga sekaligus dapat mengembangkan ekonomi kreatif yang dibuat pertama kali oleh santri di Kabupaten Bandung.
"Saat ini 50 rumah berlokasi Kecamatan Pangalengan yang baru terealisasi program tersebut. Makanya, saya mengundang empat perusahaan panas bumi tersebut untuk membantu masyarakat Kabupaten Bandung yang belum memiliki listrik melalui program CSR-nya," kata dia.
Kang DS mengatakan ribuan masyarakat yang belum memiliki listrik itu, umumnya jauh dari jaringan listrik. "Ada juga yang dekat dengan jaringan, tapi harus memasang kabel memasang jaringan," ungkapnya.
Kang DS menyatakan sangat ironis jika masyarakat di Kecamatan Pangalengan dan Ibun Kabupaten Bandung, sebagai wilayah penghasil panas bumi, tetapi masih ada warganya yang belum memiliki sambungan listrik.(*)