KETIK, MALANG – Sihono, 60, seorang jurnalis senior yang bergelut di jurnalistik sejak 1990, memiliki gagasan Jurnalisme Desa. Ini disampaikan secara khusus kepada Ketik.co.id di sela sela pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diikuti 48 peserta se-Jatim di Balai Kota Malang, 17 - 19 November 2023.
Mantan wartawan Kedaulatan Rakyat Grup Yogyakarta era 1990-an ini menegaskan gagasannya itu kepada Ketik.co.id lewat sambungan telpon, Selasa (21/11/2023).
"Saya siap berbagi bersama Ketik.co.id, tentang konsep ini," ujar salah satu asesor (penguji) UKW Malang ini, melalui pesan WhatApps.
Pria murah senyum ini, lantas menjelaskan motif dari gagasannya tentang Jurnalisme Desa ini.
"Gagasan mendirikan Sekolah Jurnalisme Desa itu ide pribadi saya sebagai orang desa. Kami ingin mendidik atau berbagi ilmu kepada anak-anak muda desa agar mampu membuat karya Jurnalistik peduli desa," papar Sihono.
Kerangka sederhana dari konsep Jurnalisme Desa ini, untuk mempublikasikan potensi Desa melalui tulisan-tulisan warga desa dengan basis jurnalistik, sehingga mampu mengangkat potensi desanya dan agar diketahui pihak luar, dengan harapan bisa mendatangkan kemajuan untuk Desanya.
"Sasarannya, agar anak muda di desa bisa membuat karya jurnalistik berupa tulisan, foto dan video atau grafis tentang potensi di desanya," imbuhnya.
Sementara itu, dalam sesi pembukaan UKW, Ketua PWI Jawa Timur Lutfil Hakim mengatakan, PWI Jawa Timur paling sering menggelar UKW. Hebatnya, UKW terbanyak disumbang oleh PWI Kota Malang.
"Mudah-mudahan ini bisa ditiru oleh PWI di seluruh Indonesia, bukan hanya di Jawa Timur," ungkapnya.
Dia memaparkan, jumlah jurnalis di Indonesia sekitar 250 ribu orang. Dari jumlah tersebut yang sudah ikut dan lulus UKW masih 24 ribu jurnalis.
Lutfil mengungkapkan, kemerdekaan berpendapat memang dijamin oleh undang-undang, namun di sisi lain publik resah dengan banyaknya pemberitaan, informasi yang tidak benar. Oleh karena itu, jurnalis yang lulus UKW menjadi Clarification Center.(*)