KETIK, JAKARTA – Memasuki awal pekan, pada Senin (19/6/2023). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah. Bahkan nilai tukar rupiah nyaris menyentuh angka Rp15.000 per dolar AS, lebih tepatnya di Rp 14.990/US$ pada akhir perdagangan.
Kondisi eksternal ditengarai menjadi penyebab anjloknya nilai tukar rupiah. Seperti langkah bank sentral AS The Fed yang kembali menaikkan suku bunga. The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di 5% - 5,25%
Ketua The Fed Jerome Powell Jerome Powell mengatakan tidak hanya menaikkan suku bunga, tetapi juga akan mempertahankannya untuk waktu yang lama.
"Pemangkasan suku bunga akan tepat dilakukan saat inflasi turun secara signifikan. Dan sekali lagi, kita berbicara beberapa tahun ke depan," kata Powell.
Selain itu, penurunan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC). Mereka memutuskan memangkas suku bunga untuk memacu perekonomian. Namun tindakan ini malah membuat pelaku pasar mengira jika perekonomian China akan mengalami perlambatan.
Akibatnya, banyak bank investasi ternama kini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China. Terbaru ada Goldman Sachs yang memangkas cukup tajam, dari 6% menjadi 5,4% untuk 2023.(*)