KETIK, SURABAYA – Cabang Olahraga (Cabor) Sepakbol Jawa Timur terancam tidak ikut dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumatra Utara (Sumut). Gagalnya tim Jatim ini lantaran minimnya anggaran yang dikeluarkan oleh KONI Jatim dan Pemprov Jatim.
"Komunikasi yang alot, maka ketua Asprov PSSI Jatim memilih untuk tidak memberangkatkan atau ikut dalam Babak Kualifikasi (BK) PON, maka dengan tidak berangkat ini maka tim sepak bola tidak bisa tampil di PON," jelas Sekretaris Asprov PSSI Jatim, Joko Tetuko, Sabtu (21/10/2023).
Joko menjelaskan keterbatasan anggaran yang dikeluarkan oleh KONI Jatim maupun Pemprov Jatim sangat minim. Pada PON Papua lalu, kita membutuhkan sebesar Rp 3 miliar dengan rincian Rp 300 Juta untuk pelatih yang dikontrak selama 1 tahun, sedangkan pemain setiap bulannya Rp 3 Juta.
"Namun, kemarin KONI Jatim hanya menganggarkan Rp 60 juta untuk pelatih, sedangkan pemain hanya Rp 1 Juta, itu tidak manusiawi maka dari itu kami mengurungkan untuk menurunkan pemain di BK PON," jelas Joko.
Joko menjelaskan dalam PON Papua lalu, Asprov PSSI Jatim menombok sebesar Rp 2 miliar. "Anggaran besar karena memang olahraga ini olahraga melibatkan orang banyak, bonus, mempersiapkan pemain mulai mental, komunikasi serta memang gengsi olahraga ini besar," bebernya.
Joko mengaku ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh sudah menyampaikan dalam kongres dihadapan Ketua PSSI Erick Tohir jika Jatim akan absen berangkat ke BK PON. "Setelah kami menunggu sekian lama dan komunikasi antara KONI Jatim dan Pemprov Jatim buntu serta tidak ada tambahan anggaran, maka kami putuskan tidak ikut," jelasnya. (*)