KETIK, BONDOWOSO – Kebakaran hutan dan lahan di objek wisata Kawah Wurung (Kawu) kembali terjadi, pada Minggu (3/9/2023) malam.
Sebelum itu pada Kamis (31/8/2023) lalu, kebakaran di Kawu terjadi dengan meluluh lantahkan 10 hektar lahan dengan vegetasi ilalang.
Melihat ini, artinya kurang dari sepekan telah terjadi dua kali kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di objek wisata Kawah Wurung.
Menurut Kalaksa BPBD Bondowoso, Mahfud Djunaidi, pihaknya mendapatkan kabar kebakaran di objek wisata tersebut sekitar pukul 19.47 WIB.
Adapun kebakaran dataran ilalang itu, terjadi di petak 91D milik Perhutani di kawasan wisata Kawah Wurung, Desa Kalianyar.
"Untuk luas yang terbakar mencapai kurang lebih 6 hektar," ujarnya.
Ditambahkan oleh, Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Damkar Bondowoso, Martanto, pemadaman tak hanya dilakukan dengan menggunakan mobil Damkar saja.
Namun, sejumlah tim gabungan, termasuk BPBD Bondowoso, juga yang ikut serta melakukan pemadaman dengan gebyok.
"Kemarin pemadaman itu, antara 1 jam sampai 1,5 jam," ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa proses pemadaman memang mengalami kesulitan karena faktor alam. Yakni, angin kencang yang membuat api cepat merambat.
Belum lagi, lokasi yang cukup jauh. Bahkan, perjalanan dari Kantor Damkar menuju lokasi memakan waktu hingga sekitar satu jam.
"Anginnya juga kencang," urainya.
Disinggung perihal penyebab kebakaran, kata Martanto, belum diketahui pasti. Namun, memang saat ini sendiri musim kemarau.
"Tak tahu kalau penyebabnya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso, Yuni Dwi Sri Handayani, menjelaskan, objek wisata Kawu bukan hanya milik dinas. Melainkan, merupakan akses keluar masuknya perkampungan, berikut kegiatan perusahaan yang berada di sekitar Kawu.
Karena itu, pihaknya pun tak bisa mengendalikan aktivitas di kawasan tersebut. Lebih-lebih, pihaknya tak bisa mendeteksi mereka yang membakar sampah, atau pun membuang puntung rokok.
"Gimana mau kita mengendalikan ya, cuacanya ekstrim juga," ujarnya.
Namun demikian, kata wanita akrab disapa Yuni ini, pihaknya memastikan telah memasang rambu-rambu tentang larangan melakukan pembakaran. Serta, tidak membuang puntung rokok sembarangan.
Selain itu, ada pula petugas yang stand by di malam hari untuk berjaga.
Disinggung apakah akan ada penutupan, kata Yuni, objek wisata Kawu tetap dibuka seperti biasa. Karena, lokasi kebakaran yang ke dua kali ini berada di belakang objek wisata.
Sementara, kebakaran yang pertama sendiri masih bisa membuat objek wisata dibuka. Karena yang terbakar rumput-rumput ilalang. Begitu pun, dipastikan semua fasilitas umum tak ada yang rusak karena kebakaran.
"Kita masih tidak ada penutupan, masih berlangsung," pungkasnya. (*)