KETIK, JAKARTA – Kereta api merupakan transportasi penumpanag dan barang paling efektif dan ideal di zaman kolonial. Mayoritas stasiun kereta api dibangin pemerintah Hindia-Belanda baik di Jawa maupun Sumatra untuk memudahkan angkutan penumpang dan barang.
Salah satunya adalah Stasiun Malang Kota Lama yang digunakan sebagai hub distribusi barang untuk diekspor. Hingga kini kereta api masih menjadi salah satu transportasi darat paling banyak dipilih masyarakat.
Beberapa stasiun ada yang sudah tidak beroperasi dan ada yang masih bertahan hingga saat ini. Berikut stasiun kereta api tertua yang masih aktif beroperasi:
Alastua
Tidak salah jika Semarang disebut sebagai kota kelahiran kereta api. Sebab cukup banyak stasiun yang dibangun di era pemerintahan Belanda dan bertahan hingga saat ini. Stasiun Alastua adalah jejak sejarah yang masih beroperasi, sejak diresmikan 18 Agustus 1867.
Stasiun Alastua satu dari sekian stasiun tertua di Semarang. (Foto: KAI Heritage)
Mengutip KAI Heritage, stasiun ini memiliki empat jalur yang berada di ketinggai +6 meter. Stasiun ini dapat terlihat dari jembatan layang di Jalan Raya Bangetayu-Pedurungan ke arah timur.
Stasiun Alastua biasa menjadi tempat perhentian bagi kereta api dari arah timur yang hendak ke barat, apabila Stasiun Semarang Tawang tergenang banjir atau penuh jalurnya. Alastua juga dijadikan solusi mengatasi kemacetan parah di Jalan Raya Kaligawe.
Stasiun Kedungjati
Pemberian nama stasiun menyesuaikan dengan lokasi yang berada di Kedungjati, Grobogan, Semarang. Stasiun ini berada pada ketinggian +36 m dan dikelola PT KAI Daerah Operasi IV Semarang.
Stasiun Kedungjati diresmikan pada 21 Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Willem I di Ambarawa. Jalur di stasiun ini sebelumnya melayani rute dari Kedungjati ke Stasiun Ambarawa, yang kini sudah tidak aktif sejak tahun 1976.
Semarang Tawang
Saat memasuki stasiun penumpang akan disambut lagu Gambang Semarang, karya Oey Yok Siang dan Sidik Pramono. Saat ini Semarang Tawang memiliki delapan rel sejak selesainya pembangunan double track. Stasiun ini juga melayani angkutan peti kemas, selain angkutan penumpang.
Semarang Tawang merupakan stasiun tertua yang masih aktif hingga saat ini. Stasiun ini dibangun Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dan baru beroperasi pada tahun 1876. Rute awal melayani transportasi Semarang-Solo-Yogyakarta.
Gubeng
Konon Stasiun Gubeng memiliki catatan sejarah. Kala itu proklamtor RI, Soekarno pernah bekerja di Stasiun Gubeng, ketika HOS Cokroaminoto dipenjara pemerintah Belanda.
Stasiun Gubeng merupakan stasiun terbesar di Jawa Timur dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Wali Kota Surabaya, Bambang DH. Stasiun ini resmi beroperasi 1878 dan bertahan hingga hari ini.
Stasiun ini memiliki enam jalur dan menjadi persinggahan kereta api menuju berbagai rute. Seperti dari dan ke Banyuwangi, Malang, Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Selain itu, Stasiun Gubeng juga dijadikan kantor PT KAI Daop 8.
Kota Lama
Keunikan di stasiun ini saat pertama beroperasi adalah pembagian klaster penumpang. Yakni kelas 1 untuk penumpang Eropa, kelas 2 penumpang Cina dan Arab, sedangkan kelas 3 warga pribumi. Pembagian penumpang pada saat itu memang berdasarkan kasta sosial.
Stasiun ini beroperasi pada 1879 untuk melayani penumpang dan barang rute Malang-Blitar. Barang yang diangkut rata-rata komoditas perkebunan untuk ekspor seperti tebu, kopi dan tembakau. Komoditas itu selanjutnya diangkut kereta api, selanjutnya dikapalkan.
Pada tahun 1926 terdapat 24 kereta api yang melintas Stasiun Malang Kota Lama. Sementara itu KA api yang berhenti di stasiun sebanyak 14, yang meliputi tujuh ke Bangil dan tujuh ke Blitar. Kecepatan KA saat itu berkisar 25-30 km/jam. Perjalanan dari Stasiun Malang Kota Lama menuju Stasiun Blitar memerlukan waktu sekitar 2,5 jam