KETIK, BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten Bondowoso terus melakukan upaya menekan angka stunting di wilayahnya.
Kendati jumlahnya disebut mengalami penurunan 5 persen di tahun 2022, yaitu menjadi 32 persen.
Namun demikian untuk menekan sesuai target dari Pemerintah Pusat, agar bisa turun 14 persen di akhir tahun 2024, maka perlu dilakukan intervensi anggaran, serta komitmen bersama.
Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto, mengatakan, pihaknya optimis bisa memenuhi target tersebut.
Pihaknya akan dilakukan berbagai langkah, seperti pemberian susu untuk menaikkan berat badan, pemberian makanan tambahan (PMT), dan lainnya.
Tak kalah penting, intervensi anggaran yang mencapai Rp 101 miliar lebih juga akan dilakukan. Anggaran tersebut tersebar di berbagai organisasi perangkat daerah (OPD).
“Karena stunting juga karena faktor infrastruktur, faktor ekonomi, makanya ini juga terkait dengn kemiskinan ekstrim,” ujarnya seusai Rakor Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Konvergensi Penurunan Stunting di Aula Sabha Bina 2, Kamis (24/1/2024).
Ia menerangkan, anggaran tersebut tak hanya untuk PMT saja. Namun di dalamnya juga ada intervensi sensitifnya, MCK, dan lainnya.
Kepala Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan, dan Anak, Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB), Anisatul Hamidah, menerangkan, berbicara stunting itu tak hanya berbicara anak stunting saja. Melainkan banyak indikator.
Karena ituah, nilai anggaran miliaran rupiah itu tak hanya ada di Dinsos P3AKB saja. Melainkan, berbagai OPD.
Mulai dari BP4D,Dinas Perkim, Diskoperindag, Dinas Pendidikan, dan lainnya.
“Sehingga semua bergerak untuk supaya pelaksanaan percepatan stunting bisa betul-betul bisa maksimal,” pungkasnya. (*)