KETIK, JAKARTA – Melihat tumbuh kembang buah hati adalah momen yang berharga bagi orang tua, tidak terkecuali momen saat anak mulai berbicara. Biasanya memasuki usia 18 bulan hingga 2 tahun anak sudah mulai mengucapkan beberapa patah kata.
Tapi, bagaimana jika anak 2 tahun belum bisa bicara? Apakah ada yang salah dengannya? Seperti yang kita ketahui kemampuan tiap anak berbeda-beda. Ada yang 18 bulan sudah mulai berbicara, ada pula yang harus menunggu lebih dari 2 tahun agar kata-katanya dapat dipahami.
Pada anak 2 tahun yang belum bisa bicara, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti kemungkinan anak mengalami speech delay atau keterlambatan bicara, anak anak kurang mendapat stimulasi dari orangtua atau pengasuhnya, anak mengalami apraksia (gangguan saraf penyebab susah bicara),.
kemungkinan lain, gangguan pendengaran, gangguan wicara, autisme dan adanya masalah struktur mulut yang membuatnya susah mengucapkan kata.
Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan perhatian bagi orangtua jika anak mengalami keterlambatan berbicara. Berikut ini kami uraikan untuk anda.
- Pada anak 12 bulan, ia tidak mau mengikuti instruksi orangtua serta pengasuhnya.
- Pada usia 15 bulan, anak tidak menunjuk benda yang ditunjuk oleh orangtua atau pengasuh.
- Pada usia 18 bulan, anak tidak mengikuti instruksi dari orangtua. Ia belum bisa mengatakan satu kata yang paling mudah seperti mama, papa atau dada.
- Memasuki usia 2 tahun anak belum mampu menyebut anggota badan atau gambar yang ditunjuk oleh orang tua.
- Pada usia 2,5 tahun, anak belum bisa menggabungkan dua kata, tidak menggeleng dan mengangguk saat diajak berbicara.
- Di usia yang ke 3 tahun, anak belum bisa mengucapkan kata bermakna, belum bisa merespons instruksi atau perintah orangtua.
Jika tanda tanda itu ada pada anak anda jangan panik. Usahakan tetap tenang dan terus berikan stimulus agar anak mau berbicara. Namun jika anda merasa khawatir dapat mengunjungi dokter untuk memeriksa dan memberikan diagnosa.
Satu hal yang perlu diingat jangan pernah memaksa anak untuk berbicara. Memaksa justru akan membuat perasaan tidak nyaman bagi anak. Hadapi hal ini dengan tenang, tetap sabar dan berikan stimulus menyenangkan.(*)