KETIK, SURABAYA – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendapatkan kepercayaan dari Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya.
Unusa diminta mengubah Pondok Pesantren (Ponpes) menjadi tempat yang bersih, sehat, dan mandiri. Hal ini dilakukan karena Unusa memiliki pusat riset kelas dunia yang fokus menangani isu kesehatan lingkungan pesantren di Indonesia. Pusat riset itu dikenal sebagai Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP) Unusa.
CEHP telah memperkenalkan konsep pesantren BERSEMI (bersih, sehat, dan mandiri) yang akan mentransformasi pesantren tradisional menjadi lingkungan yang peduli terhadap kesehatan bersih (sanitasi, air bersih), sehat (PHBS, infrastruktur yang layak dan sehat), dan mandiri (dalam bidang ekonomi).
“UNU-Water telah teruji mampu menyaring berbagai jenis air limbah dan air sungai, menjadikannya layak untuk keperluan sanitasi sehari-hari, seperti mandi, mencuci, wudhu', dan menyediakan air minum bagi pesantren. Sistem ini sudah dipasang di beberapa pesantren di Jawa Timur sejak tahun 2021,” ungkap Ketua CEHP Unusa, Achmad Syafiuddin, Ph.D., Sabtu (20/1/2024).
Syafiuddin menekankan, tahun 2024, YDSF bersama UNUSA telah sukses memasang UNU-Water di Pondok Pesantren Babus Salam di Desa Kangenan, Kabupaten Pamekasan.
PP Babus Salam salah satu pesantren yang mengalami kendala penyediaan air bersih. Kegiatan ini berhasil mengubah air tanah yang tidak layak menjadi air yang dapat digunakan oleh santri sehari-hari. Pemasangan dan pengadaan alat UNU-Water ini didanai penuh oleh YDSF Surabaya, sedangkan teknologinya dibackup Unusa.
“CEHP UNUSA berkomitmen untuk menyediakan air bersih bagi sekitar 16,000 pesantren tradisional di Indonesia. Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak diperlukan agar seluruh pesantren tradisional di Indonesia dapat menikmati akses air bersih yang layak,” ungkapnya.
Sebagai upaya mendukung pembangunan berkelanjutan, Syafiuddin menegaskan bahwa CEHP Unusa akan terus memantau dan mengevaluasi dampak program ini.
"Kami tidak hanya ingin memberikan solusi sementara, tetapi juga menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Monitoring dan evaluasi akan menjadi bagian penting dari langkah-langkah kami untuk memastikan program ini mencapai tujuannya dalam jangka panjang," tegasnya.
Imron Wahyudi, Tim Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya, mengungkapkan keberhasilan program yang bekerjasama dengan Unusa, yaitu program pemasangan UNU-Water di Pondok Pesantren Babus Salam.
Dengan penuh antusias, Imron menyatakan, program ini telah membuktikan diri sebagai langkah progresif dalam meningkatkan kualitas air di pesantren tersebut. Melalui upaya pemasangan UNU-Water, sehingga mengubah kualitas air tanah yang sebelumnya tidak layak pakai menjadi air yang dapat digunakan oleh santri sehari-hari.
“Hal ini mencerminkan dampak positif yang dapat dicapai melalui upaya kolaboratif dalam menyediakan solusi konkret untuk permasalahan kritis seperti akses air bersih di lingkungan pesantren tradisional. Salah satunya mempercayai Unusa untuk program ini,” ungkapnya.
Imron Wahyudi juga menekankan bahwa hasil positif dari program tersebut bukan hanya sekadar perubahan kualitas air, melainkan juga sebuah bukti bahwa kolaborasi antarlembaga dapat menghasilkan dampak nyata di tingkat lokal.
"Keberhasilan program ini bukan hanya dalam konteks teknis, melainkan juga sebagai ilustrasi nyata bagaimana kerjasama lintas sektor dapat menciptakan perubahan positif yang bersifat inklusif dan berkelanjutan di lingkungan sekitar," tambahnya. (*)