KETIK, SURABAYA – Di tengah isu resesi dan ketidakstabilan ekonomi global, perekonomian Indonesia justru tercatat mengalami kenaikan sebesar 5,31 persen. Kenaikan ini dipicu oleh membaiknya aktivitas dan mobilisasi masyarakat di tengah melandainya kasus COVID 19 dan dihapuskannya PPKM.
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.114,0 triliun atau atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.988,6 triliun. Adapun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 tercatat sebesar 5,01% atau tumbuh 0,36%.
Hal ini diungkap langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono. Dia mengatakan, secara CTC atau kumulatif perekonomian Indonesia 2022 tumbuh 5,31% bila dibandingkan tahun 2021. "Kinerja ekonomi Tahun 2022 menguat dibandingkan dengan 2021. Pertumbuhan ekonomi tahunan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi," kata dia di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2023).
Dirinya juga menambahkan, di tengah kembali membaiknya aktivitas masyarakat, tingkat pendapatanpun mengalami peningkatan. Hal ini membuat masyarakat pun mulai percaya diri untuk kembali berbelanja di luar kebutuhan inti seperti kebutuhan hiburan dan makan di restoran.
"Membaiknya pendapatan masyarakat mendorong penguatan seluruh kelompok konsumsi, utamanya pada kelompok konsumsi transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel," tegas dia.
Pertumbuhan perekonomian Indonesia inipun sejalan dengan perkiraan dari Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. Beliau optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 5,3% secara tahunan (year on year/yoy).
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,3% ini akan menempatkan ekonomi Indonesia pada peringkat ke-1 di antara negara G20 lainnya.(*)