KETIK, PACITAN – Mengatasi Stunting Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (PPKB dan PPPA) Pacitan, Jawa Timur terus mengalakkan perbaikan gizi pada keluarga beresiko stunting.
Kepala BKKBN Pacitan Jayuk Susilaningtyas mengatakan, sejauh ini pihaknya telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang terdiri dari bidan desa, TP PKK dan kader posyandu, guna mendampingi masyarakat. Mulai dari cantin (calon pengantin), ibu menjelang kehamilan, hingga paska melahirkan.
"Efektivitasnya dari prevalensi di tahun 2022 itu angkanya di 22 persen, untuk saat ini angkanya sudah turun 20 persen," katanya, Jumat (12/5/2023).
Kemudian, untuk program penanganan kasus stunting, pihaknya masih terus memberikan edukasi dan pembinaan di beberapa wilayah secara masif. Beriringan dengan itu, 8081 ribu keluarga di Pacitan yang beresiko stunting sejak tiga bulan yang lalu juga telah mendapatkan bantuan gizi. Berupa 10 butir telur dan 1 ekor ayam dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) selama 3 bulan.
"Program ini untuk tahap 1 sudah berjalan hari terakhir kemarin di Nawangan sama Arjosari. Ini untuk keluarga yang beresiko stunting," imbuhnya.
Menurut Jayuk, yang menghambat program penanganan kasus stunting, disebabkan berbeda-beda sumber daya manusia (SDM) pada masyarakat, sehingga pemahaman terkait stunting kadang masyarakat memahami kadang tidak.
"Kendala dari programnya, saat memberikan pemahaman kepada masyarakatkan sumberdayanya beda-beda, sehingga ada yang bisa langsung faham dan ada yang tidak," ungkapnya.
Sebagai upaya tindak lanjut, pihaknya mengaku sudah melaksanakan mini lokakarya di setiap kecamatan sebanyak 10 kali. Tak hanya itu, koordinasi dengan lintas sektor pun tetap dilakukan.
"Kita harus semakin inten dengan dinas teknis dengan kades, kader untuk bersama sama memberikan edukasi kepada masyarakat, utamanya pemberian gizi dan perbaikan sanitasi," pungkasnya.(*)