KETIK, PACITAN – Mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan menggunakan hak pilihnya di tanah kelahirannya, Kelurahan Ploso, Pacitan, Jawa Timur pada Rabu (14/2/2024) besok.
SBY bersama putra bungsu, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan menantunya Aliya Rajasa, akan tiba di TPS 16, RT 05 RW 07, TK Taman Indria, Lingkungan Ngampel, Kelurahan Ploso, Pacitan pada pukul 08.00 WIB.
Kedatangan SBY di TPS tersebut dipastikan tidak akan diwarnai dengan karpet merah atau perlakuan istimewa lainnya. Ia akan mengikuti proses pencoblosan layaknya warga biasa.
Di TPS, SBY akan mencoblos bersama 276 pemilih lainnya, terdiri dari 131 laki-laki dan 145 perempuan.
“Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan istri, juga dikabarkan akan mendampingi Bapak SBY dan keluarga,” kata Luthfie Azza Azzizah, Kepala Bagian Protokol Pemkab Pacitan, Selasa, (13/2/2024).
Di lain lokasi, Ketua KPPS TPS 16, Fajar Setyo Asmoro saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah lama mendengar informasi kedatangan SBY dan keluarga. Meskipun demikian, Fajar mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk menyambut mereka.
“Bapak kita bersama, berkenan nyoblos di sini,” ucap Fajar.
Meskipun tidak ada persiapan fisik yang berarti, Fajar dan timnya berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada semua pemilih, termasuk SBY dan keluarga.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Pacitan Adriyan Wahyudi mengatakan pihaknya bersama TNI telah melakukan berbagai persiapan pengamanan di TPS 16 sejak Rabu (12/2/2024) sore.
Petugas telah melaksanakan berbagai persiapan pengamanan, komunikasi dan koordinasi kesiapsiagakan. Mulai dari pra hingga pasca pencoblosan nanti.
Termasuk tim khusus dari pihak SBY dan jajaran kepolisian. “Kami bersama Unsur TNI dan Polri mempunyai tugas masing-masing, semoga sesuai rencana,” terang Adriyan.
Kedatangan SBY dan keluarga di Pacitan menjadi momen spesial bagi masyarakat setempat. SBY menunjukkan bahwa dirinya adalah warga Pacitan yang mencintai tanah kelahirannya.
Pun melaksanakan hak suara sebagai warga negara laiknya masyarakat pada umumnya. (*)
