KETIK, JEMBER – Kesehatan gizi ibu dan anak merupakan faktor utama terjadinya stunting. Angka stunting di Kabupaten Jember masih cukup tinggi. Hal tersebut mendorong Komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI) Jember melakukan sosialisasi kesehatan gizi.
Program GenBI Sitazi (Sosialisasi Kesehatan Gizi Ibu dan Anak) menyasar warga Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk. Berdasarkan data di Puskesmas Jelbuk, angka stunting di desa tersebut tergolong tinggi sehingga memerlukan perhatian yang lebih.
Kegiatan sosialisasi digelar dalam dua sesi, yaitu pada 29 Agustus dan 2 September 2023. Dalam sosialisasi ini GenBI menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dan diikuti oleh puluhan ibu rumah tangga.
Foto bersama GenBI Jember dan peserta Sosialisasi Kesehatan Gizi Ibu dan Anak di Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk (2/9/2023) (Foto: GenBI Jember)
Ketua Umum GenBI Jember, Reza Maulana, mengatakan sosialisasi ini merupakan fokus divisi yang bergerak di bidang kesehatan. “Divisi GenBI Healthy Care, program kerja yang dicanangkan oleh Bank Indonesia dan Pemkab untuk mewujudkan Jember bebas stunting,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh para masyarakat desa. “Imbasnya para ibu dapat memberikan asupan gizi yang baik, sehingga anak bisa tumbuh dengan optimal,” sambungnya.
Sementara, Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat (Kabag Kesmas), Dwi Handasari, mengatakan permasalahan gizi yang dihadapi di Jember mulai bergeser dari awalnya kekurangan gizi kronis atau yang dikenal busung lapar.
“Busung lapar pendeteksian masalah dari berat badan berdasarkan umur. Namun, fokus penanganan kali ini lebih ke stunting yang dilihat dari tinggi badan anak berdasarkan umur,” jelas Dwi.
Sosialisasi diawali dengan deteksi dini stunting dengan pemeriksaan ibu dan balita yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan pengecekan TBC.
“Hasil pemeriksaan dapat jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan selanjutnya dengan memberikan pendampingan secara berkala kepada peserta yang terindikasi stunting,” lanjut Dwi.
Tidak hanya sosialisasi kesehatan gizi saja, GenBI Jember mengajak kader posyandu dan ibu-ibu mempraktekan pengolahan produk makanan bergizi dengan bahan dasar tempe guna mendukung tumbuh kembang balita.
Makanan dengan bahan dasar tempe dipilih karena harganya yang ekonomis serta kandungan gizi yang cukup tinggi. Tempe diolah menjadi beberapa olahan makanan seperti nugget tempe, sosis tempe, dan olahan yang lain.
Lilik, perwakilan Pemdes Panduman, menyampaikan apresiasi kepada GenBI berkontribusi dalam pencegahan stunting di desanya. “Terimakasih teman-teman GenBI sudah mau membagi ilmunya. Harapannya masyarakat bisa memahami cara pengolahan makanan bergizi untuk balita,” ungkapnya.(*)