KETIK, PACITAN – Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Pacitan, Budiyanto menanggapi aturan penyediaan alat kontrasepsi bagi pelajar yang menjadi polemik di wilayahnya. Ia mengklaim rencana pemerintah sejatinya baik.
Menurut Budiyanto, kebijakan tersebut diyakini telah dikaji dan dianalisis secara matang.
"Sebenarnya niatnya pemerintah itu bagus, karena ini untuk mengedukasi. Sehingga tatkala hal itu menjadi legal, anak-anak yang dulunya tidak tahu, jika ini diterapkan akan menjadi tahu," katanya, Kamis (15/8/2024).
Menurutnya, aturan itu justru mempertegas materi edukasi seksual bagi siswa. Terpenting, alat kontrasepsi yang dilegalkan itu tidak disalahgunakan.
"Lihat saja, kondisi saat ini memang tingkat kematangan anak-anak itukan maju ya, dari tingkat mulai SMP maupun SD. Apalagi adanya dampak media sosial, tentu edukasinya ini sangat penting," bebernya kepada Ketik.co.id
Ia berjanji akan selalu mendampingi dan memberikan penjelasan yang sebenar-benarnya kepada para siswa dan wali murid.
"Jadi kalau dari Dindik Pacitan sementara tidak menyatakan selalu mengiyakan. Tapi itu nanti menyesuaikan bagaimana ketetapannya regulasinya bagaimana," terangnya.
Kendati begitu, ia mengaku telah menerima desakan agar peraturan tersebut ditolak.
"Yang mendesak menolak itu juga ada satu, dari Ikatan Cwndekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Sudah kami terima layangan suratnya," ungkapnya.
Dindik Pacitan mengaku masih menunggu kejelasan. Terlepas ada atau tidaknya undang-undang ini, pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan edukasi seksual seperti sebelumnya.
"Meski itu ada atau tidak, kami melalui guru BK juga tetap melakukan edukasi seksual. Kan memang masih dalam pembahasan ya, pasti nanti juga banyak pertimbangan. Ditunggu saja," ujarnya.
Alat kontrasepsi sejatinya dapat ditemukan dengan mudah di sejumlah toko retail, seperti Alfamart dan Indomaret.
Kendati begitu, kasir Alfamart Panglima Sudirman, Jangkar Pitosangu, mengaku selama ini belum menemukan pelajar atau remaja yang membeli secara langsung alat kontrasepsi tersebut.
"Kalau di sini belum ada remaja atau pelajar yang beli secara langsung," ujarnya.
Ia mengaku pembelian alat kontrasepsi di Pacitan kebanyakan masih dilakukan orang dewasa.
"Selama saya di sini, orang dewasa rata-rata yang beli. Itupun mereka kadang malam, jarang kalau siang," tandasnya.(*)