KETIK, SURABAYA – Sebagai kota metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta, Surabaya terus menunjukkan perkembangan positif dalam mendukung aktivitas warganya. Pembangunan terus dikembangkan tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga infrastruktur pendukung bagi generasi yang akan datang.
Pemerhati Pendidikan dan Perlindungan Anak Jawa Timur, M. Isa Ansori mengatakan, saat ini Kota Surabaya tengah mempersiapkan berbagai program untuk mendukung predikat Kota Layak Anak.
Dalam mewujudkan hal tersebut, pembangunan akan dilakukan dari segala aspek seperti fisik, mental, sosial, dan emosional untuk mendukung tumbuh kembang anak.
“Bila ditarik ke dalam UU PA bahwa usia anak adalah 0–18 tahun, ini berarti kita sedang menyiapkan anak–anak usia 0–3 tahun dan mereka yang akan lahir sebelum 0 tahun di dalam kandungan," jelas Ansori, Selasa 17 September 2024.
"Dalam pembangunannya juga harus dipersiapkan kelahiran anak-anak sebelumnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dalam mewujudkan Kota Layak Anak, peran serta orang tua juga sangat penting. Karena itu, Pemkot Surabaya akan melakukan pendampingan kepada para orang tua bagaimana cara mendidik anak dengan benar.
Tidak sekadar memberikan nafkah, orang tua harus dapat menjadi teman dan pelindung bagi anak. Dengan pendampingan dan pendidikan yang baik, anak-anak Kota Surabaya dapat menjadi pribadi unggul yang akan berguna bagi pembangunan Kota Pahlawan di masa depan.
"Data base anak dan remaja, hingga pasangan calon pengantin telah dipersiapkan, sehingga arah pembangunan menuju kota layak anak tahun 2030 bisa presisi diwujudkan,” tambahnya.
Selain itu, perancangan infrastruktur yang dirancang khusus untuk anak juga menjadi kunci dalam memastikan perkembangan fisik dan sosial mereka.
Seperti sistem transportasi publik yang ramah lingkungan dan terintegrasi di Surabaya menyediakan kenyamanan bagi keluarga. Anak-anak belajar mobilitas dan kemandirian sejak dini.
"Desain transportasi ini bukan hanya tentang kemudahan akses, tetapi juga menciptakan rasa aman yang penting dalam perkembangan emosional anak-anak," paparnya.
Selain itu keberadaan ruang terbuka hijau juga diperlukan agar bisa menjadi tempat berkumpul dan bermain bagi anak. dilengkapi dengan fasilitas bermain modern yang dirancang dengan keamanan sebagai prioritas, memastikan anak-anak bisa bermain sambil belajar, baik secara fisik maupun kognitif.
"Fasilitas bermain yang terintegrasi dengan lingkungan perkotaan akan menjadi pusat interaksi sosial bagi anak-anak, membangun keterampilan sosial mereka," pungkasnya.(*)